
Sritex Tunda Penerbitan Global Bond Rp 4,5 T, Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) menunda penerbitan obligasi global (global bond) senilai US$ 325 juta (Rp 4,55 triliun, asumsi kurs Rp 14.000/US$). Obligasi ini sebetulnya akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura (Singapore Exchange).
Direktur Keuangan SRIL Allan Moran Severino, mengatakan perseroan memutuskan untuk menunda rencana penerbitan surat utang baru dalam denominasi mata uang dolar AS yang akan ditawarkan kepada investor di luar wilayah Indonesia.
"[Penundaan ini] mengingat keadaan pasar belum mendukung," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutop Jumat (29/1/2021).
Berdasarkan keterbukaan informasi sebelumnya di BEI, obligasi ini akan dijamin oleh anak usahanya, antara lain PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries dan PT Primayudha Mandirijaya. Obligasi ini nantinya akan ditawarkan kepada investor di luar Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan unaudited hingga akhir September 2020 lalu perusahaan masih memiliki nilai utang yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun. Dalam bentuk surat utang jangka menengah senilai US$ 65 juta dan utang bank senilai US$ 6,82 juta
Nilai ekuitas perusahaan hingga periode tersebut mencapai US$ 658,67 juta. Sedangkan nilai kas dan setara kas perusahaan saat ini mencapai US$ 158,65 juta.
Hingga akhir September 2020 perusahaan mencatatkan laba bersih senilai US$ 70,89 juta, naik dua kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai US$ 34,76 juta.
Penjualan perusahaan juga naik tipis menjadi senilai US$ 907,11 juta, dari posisi akhir September 2019 yang senilai US$ 895,11 juta.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sritex Perpanjang Utang Jatuh Tempo Rp 5 T Jadi 2024