
"Setan" Tapering Mengintai, Rupiah Bakal Tembus Rp 15.000/US$

Memasuki tahun 2021, harapan akan segera berakhirnya pandemi penyakit virus corona (Covid-19) sebenarnya sudah muncul setelah vaksinasi mulai dilakukan di berbagai negara termasuk Indonesia.
Pada akhir Januari lalu, kasus Covid-19 di Indonesia meroket, mencatat rekor penambahan lebih dari 14.000 kasus per hari saat itu. Meski demikian, rupiah masih bisa mempertahankan penguatan hingga pertengahan Februari.
Ketika kurva penambahan kasus melandai di bulan Maret dan April, di kisaran 4.000 kasus per hari. Tanda-tanda pemulihan ekonomi pun mulai muncul dan bisa terlepas dari resesi di kuartal II-2021.
Sektor manufaktur kembali menunjukkan kenaikan di bulan Mei naik ke 55,3 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.
Terus meningkatnya ekspansi sektor manufaktur tentunya menjadi kabar bagus bagi Indonesia, dan memperkuat optimisme akan lepas dari resesi di kuartal II-2021. Sektor manufaktur sendiri berkontribusi sekitar 20% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Data lain menunjukkan konsumen semakin percaya diri melihat perekonomian saat ini dan beberapa bulan ke depan. Ini terlihat dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Bank Indonesia (BI) melaporkan IKK periode Mei 2021 sebesar 104,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 101,5.
Konsumen yang semakin pede, menjadi indikasi peningkatan konsumsi, yang semakin menguatkan ekspektasi Indonesia lepas dari resesi di kuartal ini. Apalagi BI juga melaporkan penjualan ritel akhirnya mengalami pertumbuhan untuk pertama kalinya setelah mengalami kontraksi selama 16 bulan beruntun.
BI melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada April 2021 berada di 220,4. Naik 17,3% MtM dan 15,6% YoY.
April merupakan awal kuartal II-2021, sehingga ekspektasi Indonesia lepas dari resesi semakin kuat.
Namun, laju pemulihan ekonomi Indonesia kini terancam terhambat akibat ledakan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir, bahkan mencetak rekor tertinggi lebih dari 24.836 orang kasus per hari kemarin.
Guna meredam penyebaran Covid-19, pemerintah memutuskan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat pada 3 hingga 20 Juli. Pengetatan kembali dilakukan dibandingkan PPKM sebelumnya, pusat perbelanjaan/mal misalnya yang dilarang beroperasi.
PPKM Mikro Darurat yang dilakukan lebih dari dua pekan ke depan diharapkan mampu menurunkan kasus positif ke bawah 10.000 orang per hari. Namun, dampak lainnya adalah terhambatnya pemulihan ekonomi yang tentunya bisa membebani rupiah.
Tidak hanya di Indonesia, Covid-19 dikhawatirkan akan "meledak" lagi di Eropa. Vaksinasi yang berjalan cepat membuat negara-negara Eropa mulai melonggarkan pembatasan sosial. Bahkan saat Euro 2020 berlangsung, beberapa stadion penuh dengan supporter sepak bola.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta semua pihak terkait melakukan pemantauan ketat terhadap pertandingan sepak bola Euro 2020. Ajang olahraga ini rupanya membuat kasus infeksi Covid-19 meningkat di Eropa, dengan menyebarnya corona varian Delta.
"Akan ada gelombang baru di kawasan Eropa WHO kecuali kita tetap disiplin," tegas Direktur badan PBB Eropa Hans Kluge pada Kamis (1/7/2021), dikutip dari AFP. "Saya harap tidak... tapi ini tidak bisa dikecualikan."
Ratusan kasus infeksi telah terdeteksi di antara penonton yang menghadiri pertandingan Euro 2020 di seluruh benua itu.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Analisis Teknikal
(pap/pap)