
Otomotif Masih Loyo, Indomobil Cetak Rugi Rp 62 M di Q1

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten Grup Salim yang bergerak di bidang otomotif, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), masih membukukan rugi bersih di kuartal I tahun ini.
Menurut laporan keuangan publikasi, rugi bersih IMAS pada 3 bulan pertama 2021 sebesar Rp 61,76 miliar, berkurang 62% dari rugi bersih pada triwulan I 2020 yakni Rp 164,49 miliar.
Pendapatan usaha tercatat tumbuh tipis 1,78% dari Rp 4,46 triliun pada kuartal I tahun lalu menjadi Rp 4,54 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Lebih rinci, pendapatan perusahaan berasal dari pos pihak ketiga senilai Rp 4,19 triliun dan pihak yang berelasi Rp 342,46 miliar.
Dari pos pihak ketiga, segmen mobil, truk dan alat berat menjadi penyumbang pendapatan neto terbesar, yakni Rp 1,94 triliun. Kemudian, diikuti oleh segmen suku cadang dan asesoris yang sebesar Rp 737,60 miliar.
Sementara, dari pos pihak yang berelasi, segmen sewa kendaraan dan logistik memiliki kontribusi tertinggi sebesar Rp 90,87 miliar. Di posisi kedua, segmen jasa kontraktor menyumbang pendapatan sebesar Rp 71,09 miliar.
Seiring dengan meningkatnya pendapatan usaha, beban pokok penjualan dan pendapatan pun naik menjadi Rp 3,60 triliun dari periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 3,55 triliun.
Kemudian, total aset perusahaan per akhir Maret 2021 mencapai Rp 48,49 triliun. Adapun liabilitas perusahaan sebesar Rp 35,75 triliun dan total ekuitas perseroan senilai Rp 12,74 triliun pada kuartal I 2021.
Manajemen IMAS dalam laporan keuangan menjelaskan operasi perusahaan dan entitas anak telah dan mungkin terus terkena dampak oleh pecahnya Covid-19 yang dimulai di China dan kemudian menyebar ke negara0negara lain termasuk Indonesia.
"Ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan oleh Pemerintah secara bertahap yang dimulai April 2020, apabila hal ini terjadi dalam jangka waktu yang panjang, maka akan menghambat pertumbuhan seluruh industri, tidak terlepas industri otomotif," tulis manajemen IMAS, dikutip Jumat ini (2/7).
Dari pasar modal, saham IMAS diperdagangkan naik 1,70% ke level Rp 895/saham jelang penutupan Jumat sesi II, dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,84 miliar dan volume perdagangan sebesar 2,03 juta saham.
Dari sisi industri, lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings, memprediksi pemulihan penjualan kendaraan roda empat di Tanah Air mungkin terhambat oleh pasokan mobil yang rendah dan pandemi virus corona (Covid-19) yang berkepanjangan.
Dalam rilis terbarunya, Fitch menjelaskan, hambatan tersebut dapat mengganggu efektivitas inisiatif pemerintah untuk meningkatkan penjualan mobil, termasuk perpanjangan diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) baru-baru ini.
Menurut amatan Fitch, kekurangan pasokan chip semikonduktor secara global yang terjadi akhir-akhir ini berisiko mengganggu produksi otomotif domestik, dalam arti mengganggu kemampuan pabrikan mobil untuk memenuhi peningkatan permintaan.
"Lonjakan kasus virus corona di Indonesia baru-baru ini dapat menyebabkan pembatasan pergerakan [masyarakat] yang lebih ketat dan pelemahan ekonomi, yang kemungkinan akan meredam sentimen pasar dan mendorong konsumen untuk memangkas pengeluaran," jelas Fitch, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (1/7/2021).
Fitch memperkirakan penjualan kendaraan roda empat domestik sekitar 700.000 unit pada tahun 2021, dari sebelumnya sebanyak 532.407 unit pada tahun 2020.
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duo Saham Emiten Otomotif Grup Salim Terbang, Ada Apa Nih?
