
Duo Saham Emiten Otomotif Grup Salim Terbang, Ada Apa Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua saham emiten otomotif Grup Salim PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dan anak usahanya PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) kompak melesat sepanjang sesi I perdagangan hari ini, Kamis (29/4/2021). Penguatan keduanya diikuti oleh mayoritas emiten otomotif lainnya.
Penguatan ini tampaknya masih didorong sentimen kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil baru sudah berlangsung selama dua bulan ini.
Dampak dari kebijakan tersebut tergolong signifikan terhadap penjualan mobil pada bulan lalu.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.33 WIB, saham IMAS mencatatkan kenaikan tertinggi dibandingkan saham otomotif lainnya, yakni sebesar 7,01% ke Rp 1.145/saham. Nilai transaksi saham emiten distributor brand mobil Audi, Suzuki dan KIA ini sebesar Rp 18 miliar.
Dengan ini, saham IMAS melanjutkan penguatan sejak Rabu (28/4), yakni 0,47% ke Rp 1.070/saham.
Dalam sepekan, saham IMAS sudah naik 4,55%, sementara dalam sebulan melonjak 6,48%.
Sementara saham sang anak usaha IMAS, IMJS, di posisi kedua dengan kenaikan 3,14% ke Rp 396/saham. Praktis, saham emiten yang bergerak di penjualan suku cadang dan bisnis logistik ini sudah melaju di zona hijau selama 3 hari beruntun, atau sejak Selasa (27/4).
Adapun dalam sepekan, saham IMJS sudah melesat 11,24% dan dalam sebulan belakangan melejit 18,67%.
Penguatan kedua saham tersebut diikuti oleh saham otomotif lainnya. Ambil contoh, duo saham emiten Grup Astra, sang induk PT Astra International Tbk (ASII) dan anak usahanya PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) naik secara bersamaan.
Saham ASII naik 0,93% ke Rp 5.400/saham, sementara saham AUTO terapresiasi 1,29% ke Rp 1.175/saham.
Dilansir CNBC Indonesia, relaksasi PPnBM untuk mobil baru dilaporkan memiliki dampak yang signifikan pada penjualan mobil sepanjang maret.
Penjualan bulan lalu meroket dibanding bulan sebelumnya. Penjualan mobil di bulan Februari 2021 hanya 49.202 unit, sementara Maret meningkat 72,6% menjadi 84.910 unit.
Namun, memasuki bulan April ada asumsi bahwa permintaan bakal menurun. Pasalnya, meningkatnya permintaan bulan Maret lalu tidak lepas karena sebagian masyarakat memutuskan untuk menahan penjualan pada bulan Februari dan merealisasikannya di bulan depan. Namun, Honda menolak anggapan tersebut.
"Di bulan April ini pemesanan kendaraan sama dengan bulan Maret ya. Animo masyarakat dalam pembelian kendaraan masih tinggi," kata Business Innovation and Sales & Marketing Director PT. Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy kepada CNBC Indonesia, Rabu (28/4/21).
Banyaknya masyarakat yang memanfaatkan relaksasi penjualan ini tidak lepas dari momen menjelang lebaran. Biasanya ada peningkatan permintaan yang membuat produksi mobil juga ikut terkerek. Beberapa pabrikan seperti keteteran dengan meningkatnya permintaan. Sehingga tidak sedikit pabrikan yang harus memberikan janji dengan skema inden.
"Untuk inden tergantung model, type, dan warna masing-masing daerah berbeda beda. Dari April bulan ini sampai Juni kira-kira. Tantangan kami bagaimana men-delivery-kan kendaraan ke konsumen secepat cepatnya sekarang," sebutnya.
Meningkatnya permintaan juga tidak lepas dengan munculnya kegiatan otomotif baru-baru ini, Indonesia International Motor Show Hybrid. Billy mengakui ada penjualan yang meningkat dari event tersebut.
"Di IIMS, pemesanan kendaraan tertinggi itu Brio Satya, kemudian disusul CRV dengan kontribusi 18% dari total pemesanan. Kalau secara nasional, setelah Honda Brio, pemesanan tertinggi ada di Honda HRV 1.5L," jelasnya.
Terdapat dua skema diskon PPnBM yang diberikan kepada kendaraan 4x2 dan 4x4. Skema pertama untuk kendaraan 4x2, adalah diskon PPnBM sebesar 50%, yang tadinya dikenakan tarif PPnBM 20% didiskon menjadi 10% untuk tahap I (April-Agustus 2021) dan diskon sebesar 25%, yang tadinya 20% menjadi 15% untuk Tahap II (September-Desember 2021).
Sedangkan skema berikutnya untuk kendaraan 4x4 adalah diskon sebesar 25%, yang tadinya dikenakan PPnBM 40% menjadi 30% untuk Tahap I (April-Agustus 2021) dan diskon sebesar 12,5%, yang tadinya 40% menjadi 35% untuk Tahap II (September-Desember 2021).
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Grup Salim 'Ngamuk' di Sesi I, Rupanya Ini Pemicunya
