
Masih Pagi Saham Farmasi Ngamuk Lagi! IRRA-KAEF Melejit

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham-saham emiten farmasi melaju di zona hijau pada awal perdagangan pagi ini, Kamis (1/7/2021) di tengah kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di level 6.027.
Kenaikan saham-saham farmasi dipengaruhi oleh dua sentimen utama, yakni mengenai kasus harian baru Covid-19 di Indonesia yang terus melonjak tinggi dalam sepekan terakhir.
Kemudian, sentimen kedua terkait Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang beberapa hari lalu mengumumkan akan segera melakukan uji klinis terhadap Ivermectin yang diproduksi Indofarma sebagai obat Covid-19.
Berikut gerak saham emiten farmasi, pukul 09.39 WIB:
Itama Ranoraya (IRRA), saham +8,08%, ke Rp 1.940, transaksi Rp 41 M
Kimia Farma (KAEF), +5,41%, ke Rp 3.310, transaksi Rp 56 M
Indofarma (INAF), +4,50%, ke Rp 3.250, transaksi Rp 20 M
Phapros (PEHA), +2,58%, ke Rp 1.195, transaksi Rp 417 juta
Phapros (DGNS), +2,38%, ke Rp 1.290, transaksi Rp 6 M
Tempo Scan Pacific (TSPC), +1,70%, ke Rp 1.495, transaksi Rp 1 M
Pyridam Farma (PYFA), +1,02%, ke Rp 990, transaksi Rp 1 M
Kalbe Farma (KLBF), +0,71%, ke Rp 1.410, transaksi Rp 4 M
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO), +0,70%, ke Rp 715, transaksi Rp 482 juta
Merck (MERK), -0,30%, ke Rp 3.290, transaksi Rp 2 juta
SOHO Global Health (SOHO), -%2,00, ke Rp 4.890 ,transaksi Rp 12 juta.
Menilik data di atas, dari 11 saham yang diamati, 9 saham tercatat menguat, sementara 2 sisanya melemah.
Saham emiten produsen alat swab antigen test, IRRA, menjadi yang paling melesat, yakni 8,08% ke Rp 1.940/saham. Dalam sepekan saham ini melesat 19,57%, sementara dalam sebulan terkerek 19,20%.
Performa perusahaan pada lima bulan pertama tahun ini memang positif. Hingga Mei 2021 perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 331 miliar atau tumbuh 366% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 71,02 miliar.
Produk in vitro berupa antigen test, yang kini menjadi convenience goods yang dikonsumsi secara reguler, masih penyumbang terbesar penjualan perseroan. Diikuti produk Abbott lainnya seperti Reagen dan Mesin plasma yaitu Terumo. Di semester I tahun ini, penjualan didominasi oleh segmen ritel (Non-APBN/APBD), dan ini yang membuat pertumbuhan naik signifikan.
Saham emiten pelat merah, KAEF juga melonjak 5,41% ke Rp 3.310/saham, setelah 2 hari sebelumnya memerah. Setali tiga uang, saham emiten BUMN lainnya, INAF juga berhasil rebound dengan melesat 4,50% ke Rp 3.250/saham.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito mengungkapkan Ivermectin segera dilakukan uji klinis sebagai obat covid-19. BOPM menerima Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK).
BPOM sebelumnya telah mengeluarkan izin edar Ivermectin namun sebagai obat cacing.
"Uji klinis sebagai obat Covid-19 segera dilakukan. Terima kasih untuk Bapak Menteri BUMN Erick Thohir yang punya concern akses penanganan obat covid-19," kata Penny dalam konferensi persnya bersama Menteri BUMN Erick Thohir, Senin (28/6/2021).
Indofarma juga memastikan sedang memproduksi obat ivermectin yang digunakan sebagai terapi Covid-19. Jumlahnya mencapai 4 juta tablet dan sudah dimulai sejak awal minggu ini.
"4 juta sudah mulai produksinya hari Senin kemarin. Kapasitas kami cukup besar, mengambil angka moderat 4 juta tablet perbulan," kata Direktur Utama Indofarma, Arief Pramuhanto, dalam Squawkbox, CNBC Indonesia, Rabu (23/6).
Kasus Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda mereda dengan penambahan kasus baru mencapai 20.000 dalam beberapa hari terakhir.
Pada Rabu (30/6) hingga pukul 12:00 WIB, Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus baru sebanyak orang 21.807. Dengan begitu total kasus Covid-19 yang ada di Indonesia mencapai 2,178 juta orang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ivermectin Kerek Saham INAF-KAEF to the Moon, Serok Gak?
