Ivermectin Kerek Saham INAF-KAEF to the Moon, Serok Gak?

tahir saleh, CNBC Indonesia
22 June 2021 11:13
Ilustrasi/ Ivermectin/ Aristya Rahadian
Foto: Ilustrasi/ Ivermectin/ Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah melesatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1% lebih setelah ambruk pasca-'meledak'nya kasus Covid-19, saham-saham farmasi serta sektor pendukungnya kembali bergerak liar pada perdagangan sesi I, Selasa ini (21/6/2021).

Salah satu saham yang menjadi primadona hari ini yakni PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dua anak usaha PT Bio Farma (Persero), Holding BUMN Farmasi.

Data BEI mencatat, pada pukul 10.56 WIB, Selasa pagi ini, saham INAF melesat 8,53% di Rp 2.800/saham, sementara saham KAEF juga naik 6,53% di Rp 3.100/saham.

Nilai transaksi saham INAF mencapai Rp 44 miliar, dengan volume perdagangan 14,53 juta saham.

Dalam sepekan terakhir saham INAF melesat 29% kendati secara year to date masih minus 31%. 

Sementara itu saham KAEF ditransaksikan mencapai Rp 206 miliar dengan volume perdagangan 63 juta saham. Sepekan terakhir saham KAEF melesat 24%, dan secara year to date saham KAEF masih minus 27%.

Di sisi lain secara valuasi, saham KAEF tercatat memiliki rasio harga terhadap laba (price to earning ratio/PER) 251 kali, dengan rasio harga terhadap nilai buku (price to book value/PBV) 2,48 kali.

Valuasi INAF yakni PER mencapai 1.196 kali, dan PBV-nya 20,15 kali.

Penguatan saham INAF dan KAEF terjadi di tengah sentimen baik kabar dari Menteri BUMN Erick Thohir. Erick mengungkapkan Ivermectin (obat terapi Covid-19 yang diproduksi Indofarma) sudah memperoleh izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Ivermectin ini akan menjadi obat antiparasit yang bisa dijadikan sebagai obat terapi Covid-19. Saat ini, obat tersebut sudah mulai diproduksi dengan kapasitas sebanyak 4 juta per bulannya.

"Hari ini juga kami ingin menyampaikan obat Ivermectin obat antiparasit sudah keluar hari ini sudah mendapatkan izin BPOM, kami terus melakukan komunikasi insentif kepada Kementerian Kesehatan bagaimana sesuai dengan rekomendasi BPOM dan juga kementerian kesehatan. Obat Ivermectin ini harus dapat izin dokter dalam kegunaannya dalam keseharian," kata Erick Thohir, dalam konferensi pers, Senin (21/6/2021).

Dengan adanya obat ini, dia menilai bisa menjadi solusi untuk menekan tingkat penularan virus Corona di tanah air.

"Obat Ivermectin yang diproduksi Indofarma ini, pada saat ini kita sudah mulai produksi Insyaallah dengan kapasitas 4 juta sebulan ini bisa menjadi solusi juga untuk bagaimana penerapan daripada COVID-19 ini kita bisa tekan secara menyeluruh," imbuhnya.

Lebih lanjut, Erick menambahkan, efektivitas obat terapi ini sudah melalui uji stabilitas. Selain itu, efektivitasnya juga sudah dibuktikan melalui jurnal ilmiah terpublikasi, sehingga tidak perlu diragukan lagi.

"Saya dapatkan kabar saya rasa cukup gembira, bahwa dalam terapi daripada penyembuhan, mengantisipasi untuk menjaga diri kita sehingga penularan bisa diturunkan, Ivermectin ini dianggap dalam terapi-terapi cukup baik. Karena berdasarkan jurnal-jurnal kesehatan mereka sudah mendapatkan hasilnya dan tentu ini kita sudah lakukan uji stabilitas kemarin," imbuh dia.

Erick mengatakan harga jual Ivermectin juga cukup murah, yakni hanya Rp 5.000 sampai Rp 7.000 saja per tablet.

Dia menegaskan, obat Ivermectin ini bukan obat COVID-19 tetapi obat terapi COVID-19.

Untuk penggunaannya, bagi terapi ringan dalam lima hari cukup memakan obat Ivermectin pada hari pertama, ketiga dan kelima dengan 2-3 butir obat per hari. Selanjutnya, jika terapi sedang dianjurkan meminum obat lima hari berturut-turut.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setahun Kas Kimia Farma Naik 300% Jadi Rp2,15 T, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular