
PPKM Darurat Jokowi Bikin Rupiah ke Bawah Rp 14.500/US$ Lagi

Seandainya dolar AS tidak sedang perkasa, ada peluang rupiah bisa menguat hari ini. Kuatnya dolar AS tercermin dari indeksnya yang sudah menguat 5 hari beruntun.
Kemarin, indeks dolar AS mampu menguat 0,18% setelah setelah salah satu dewan gubernur bank sentral AS (The Fed), Christopher Waller mengatakan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) bisa dilakukan secepatnya di tahun ini, dan suku bunga bisa dinaikkan akhir tahun depan.
Waller menjadi salah satu pejabat The Fed yang sangat optimistis akan pemulihan ekonomi dan sangat hawkish dalam meramu kebijakan moneter.
"Tingkat pengangguran secara substansial harus menurun, atau inflasi akan terus berada di level tinggi sebelum kita menaikkan suku bunga di 2022. Saya tidak mengesampingkan hal tersebut," kata Waller pada Bloomberg TV, Selasa (30/6/2021).
Hal senada juga diungkapkan Presiden The Fed wilayah Richmond Thomas Barkin yang mengindikasikan The Fed sudah membuat "kemajuan substansial" terkait target inflasi untuk bisa memulai tapering.
Tapering dan kenaikan suku bunga merupakan paket komplit yang bisa membuat dolar AS perkasa. Meski demikian pelaku pasar juga menanti rilis data tenaga kerja AS Jumat nanti, sehingga penguatan dolar AS masih tertahan.
Tapering pernah terjadi di pada tahun 2013 yang memicu gelojak di pasar finansial yang disebut taper tantrum. Aliran modal keluar dari negara emerging market seperti Indonesia dan kembali ke Amerika Serikat yang membuat dolar AS perkasa dan rupiah terpukul.
Hal tersebut yang paling membebani rupiah saat ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
