Internasional

Cuan! Eksekutif Ini Jual Saham Tesla Rp 4 T, Ada Apa?

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
23 June 2021 07:20
Mantan eksekutif Tesla Jerome Guillen, dok. Electrek
Foto: Mantan eksekutif Tesla Jerome Guillen, dok. Electrek

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Vice President Tesla Inc, Jerome Guillen, diketahui menjual kepemilikan saham Tesla dengan nilai lebih dari US$ 270 juta atau setara dengan Rp 3,86 triliun (kurs rata-rata 14.300/US$) lewat penjualan opsi saham (stock option) setelah hengkang pada 3 Juni lalu.

Hal itu terungkap dalam laporan yang baru-baru ini ia sampaikan kepada otoritas pasar modal AS, Securities and Exchange Commission (SEC).

Namun tidak disebutkan berapa harga penjualan. Data CNBC mencatat, saham TSLA ditutup pada Senin (21/6) di level US$ 620,83/saham, harganya turun 0,40% dengan kapitalisasi pasar US$ 588 miliar.

Guillen menjadi presiden pabrikan otomotif mobil listrik ini sejak kuartal ketiga 2018. Dia mengawasi semua bisnis otomotif Tesla.

Selama masa jabatannya, perusahaan membuka pabrik pertamanya di Shanghai, memperluas kemitraan pasokan sel baterai dan mulai memproduksi secara massal Tesla Model Y.

Meskipun begitu di era kepemimpinan Guillen, Tesla yang sahamnya tercatat di Bursa Nasdaq AS dengan kode TSLA ini juga berjuang dengan masalah kualitas mobil listriknya.

Bahkan pabrikan mobil listrik yang didirikan crazy rich Elon Musk ini melakukan penarikan kembali atau recall dan kekurangan suku cadang yang secara signifikan membatasi produksi.

Tesla tidak memproduksi kendaraan Model S dan X pada kuartal pertama tahun ini sebelum Guillen resmi digeser dari perannya sebagai Vice President dan kini menduduki jabatan presiden untuk divisi truk (heavy trucking) pada bulan Maret tahun ini.

Pada awal bulan Juni, Guillen pun akhirnya meninggalkan perusahaan, tapi alasan pasti kepergiannya belum diungkapkan.

Dikutip dari CNBC Internasional, menurut Ben Silverman, Direktur Penelitian di InsiderScore, pengajuan ke SEC menunjukkan bahwa Guillen menggunakan hak opsi saham (options) sebanyak 451.118 saham Tesla.

Dia kemungkinan memakai haknya dan menjual saham Tesla dengan nilai setara US$ 274 juta atau sekitar Rp 3,91 triliun.

Setelah transaksi tersebut, Guillen masih memiliki 75.780 stock option tersisa, menurut perkiraan Silverman.

Silverman mengatakan, setiap eksekutif Tesla sebetulnya tidak mendapatkan perlakuan khusus saat mereka resign.

Dalam istilah yang lebih formal, para eksekutif di Tesla punya status at-will employees, yang berati perusahaan dapat memberhentikan dengan berbagai alasan tanpa peringatan, selama alasan tersebut legal, dan tanpa jaminan pesangon atau percepatan perolehan saham tertentu (vesting equity) jika mereka mengundurkan diri atau dipecat.

Vesting atau dikenal sebagai periode holding ini adalah masa dalam menentukan berapa lama seorang karyawan (eksekutif) harus memegang opsi saham sebelum mereka dapat merealisasikannya.

Opsi saham memberi karyawan atau eksekutif di perusahaan hak untuk membeli saham perusahaan itu dengan harga tertentu dalam jangka waktu terbatas.

Silverman mengatakan, penghasilan para eksekutif di perusahaan teknologi seringkali lebih banyak berasal dari perolehan vesting dan melakukan pembelian opsi saham ketimbang mengandalkan dari gaji mereka.

Beberapa rencana kompensasi memungkinkan mereka untuk merealisasikan opsi saham ini hanya setelah memenuhi kriteria tertentu.

NEXT: Apa Alasan Penjualan?

Hanya saja, Guillen belum berbicara atau mengeluarkan pernyataan resmi secara terbuka tentang alasan mundur dari Tesla atau terkait dengan strategi investasi pribadinya dengan menjual saham TSLA.

Sementara itu, Tesla juga belum mengumumkan penunjukan kepala divisi heavy trucking baru.

Pada laporan laba atau earnings call April lalu, CEO Tesla Elon Musk menyebutkan bahwa Tesla akan melanjutkan pekerjaan pengembangan kendaraan heavy truck bernama Tesla Semi.

Tentu ini mengindikasikan perusahaan masih jauh dari produksi massal pertama Tesla Semi. Kendaraan jenis heavy truck ini adalah berada di bawah tanggung jawab Guillen.

Tesla sudah lama mengembangkan produk ini, ketika untuk pertama kalinya jenis Class-8 Tesla Semi diperkenalkan pada November 2017.

Pada earnings call kuartal pertama yang sama, Musk mengumumkan tentang penundaan pembuatan sel baterai besar baru perusahaan, baterai 4680, yang dirancang dan ingin diproduksi sendiri oleh Tesla. Baterai ini akan digunakan salah satunya untuk memberi daya pada kendaraan yang lebih besar, Tesla Semi dan Cybertruck yang akan datang.

"Kami telah membuat beberapa sel [baterai]. Kami belum sampai pada titik di mana kami pikir sel [baterai] cukup andal untuk dikirim dalam mobil, tetapi kami semakin dekat dengan itu," kata Musk.

Musk menegaskan pihaknya masih, "cukup optimistis untuk mencapai volume produksi baterai 4680 tahun depan."

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular