Nasib Rupiah di Awal Pekan: 'Sudah Jatuh Tertimpa Tangga'

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 June 2021 15:48
Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell  (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Rupiah sepanjang pekan lalu melemah 1,28% setelah The Fed mengejutkan pasar dengan memproyeksikan suku bunga akan naik di tahun 2023 membuat rupiah terpukul.

The Fed saat mengumumkan kebijakan moneter pekan lalu mengindikasikan suku bunga bisa naik dua kali di tahun 2023, masing-masing sebesar 25 basis poin menjadi 0,75%.

Proyeksi kenaikan suku bunga tersebut lebih cepat ketimbang perkiraan yang diberikan bulan Maret lalu, dimana mayoritas melihat suku bunga baru akan dinaikkan pada tahun 2024.

Tidak hanya itu, beberapa anggota The Fed juga melihat kemungkinan suku bunga bisa naik di tahun depan. Alhasil, dolar AS menjadi perkasa. Sepanjang pekan lalu indeks dolar AS melesat 1,8% ke 92,346, level terkuat sejak awal April.

Perhatian pelaku pasar di pekan ini tertuju ke testimoni ketua The Fed, Jerome Powell, guna mencari kejelasan terkait tapering atau pengurangan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE).

The Fed dalam pengumuman kebijakan moneternya Kamis lalu tidak menyebutkan mengenai masalah tapering, tetapi menyiratkan sudah mendiskusikan hal tersebut.

Tetapi, jika suku bunga akan dinaikkan lebih cepat dari sebelumnya, artinya tapering juga kemungkinan besar akan lebih cepat, terjadi di semester II tahun ini. Apalagi The Fed juga menaikkan proyeksi inflasi tahun ini menjadi 3,4% dari sebelumnya 2,4%.

"Jika The Fed menaikkan suku bunga sebanyak 2 kali di tahun 2023, mereka harus mulai melakukan tapering lebih cepat untuk mencapai target tersebut," kata Kathy Jones, kepala fixed income di Charlers Schwab, sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (17/6/2021).

"Tapering dalam laju yang moderat kemungkinan akan memerlukan waktu selama 10 bulan, sehingga perlu dilakukan di tahun ini, dan jika perekonomian menjadi sedikit panas, maka suku bunga bisa dinaikkan lebih cepat lagi," katanya lagi.

Jika Powell menyiratkan tapering akan dilakukan di semester II tahun ini, tentunya lebih cepat daru spekulasi pasar sebelumnya di awal tahun depan, maka pasar finansial berisiko mengalami gejolak lagi termasuk di Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Cerah Hingga Tekanan Dolar & Tarif Masih Jadi Risiko



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular