Harga IPO Emiten Emas Peter Sondakh Rp 750, Saham Dipangkas!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
21 June 2021 15:10
Peter Sondakh (Ist via Forbes)
Foto: Peter Sondakh (Ist via Forbes)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang emas Grup Rajawali milik taipan Peter Sondakh, PT Archi Indonesia akan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham, yang berpotensi meraih nilai jumbo pada pekan ini hingga akhir Juni.

Namun, jumlah saham yang dilepas dalam aksi korporasi ini dipangkas dari sebelumnya sebanyak 4.067.500.000 saham kini dilepas sebanyak 3.725.250.000 saham dengan nominal Rp 10/saham atau setara dengan 15% dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum.

Jumlah saham itu terdiri dari 1.242.500.000 saham baru dan 2.482.750.000 saham lama milik PT Rajawali Corpora. Jumlah saham Rajawali yang dilepas berkurang dari sebelumnya 3.725.000.000, sementara saham baru jumlahnya tidak berubah.

Harga IPO ditawarkan Rp 750/saham sehingga dana IPO mencapai Rp 2,79 triliun.

Dana yang dicapai rencananya akan digunakan untuk pembayaran pokok utang perusahaan dan anak usahanya dengan porsi sebesar 95% dari dana IPO ini.

Sedangkan 5% sisanya akan digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan operasional perusahaan bersama dengan anak usahanya PT Meares Soputan Mining (MSM) dan/atau PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN).

Hingga akhir Desember 2020 lalu perusahaan tercatat memiliki utang bank total mencapai US$ 394,45 juta (Rp 5,71 triliun, asumsi kurs Rp 14.500/US$).

Untuk aksi korporasi ini perusahaan telah menunjuk lima sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efeknya, yakni PT BNI Sekuritas, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.

Masa penawaran IPO ini akan dilakukan mulai 31 Mei hingga 9 Juni 2021 dan ditargetkan untuk bisa mendapatkan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 18 Juni 2021. Penawaran umum saham akan dilakukan pada 22-24 Juni 2021 dan ditargetkan untuk tercatat di BEI pada 28 Juni 2021.

Dari sisi kinerja, hingga akhir Desember 2020 perusahaan mengantongi pendapatan US$ 393,30 juta (Rp 5,70 triliun, kurs Rp 14.400/US$), naik 2,50% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 383,69 juta.

Sedangkan laba bersih perusahaan di periode tersebut mencapai US$ 123,33 juta (Rp 1,78 triliun), tumbuh 32,62% YoY dari posisi US$ 92,99 juta di akhir 2019.

Total aset perusahaan hingga 31 Desember 2020 mencapai US$ 600,23 juta, posisi ini turun dari akhir periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai US$ 613,40 juta. Terdiri dari aset lancar senilai US$ 101,94 juta dan aset tak lancar US$ 498,29 juta.

Dari pos liabilitas, nilainya mencapai US$ 505,89 juta pada akhir tahun lalu, naik dari posisi akhir 2019 yang senilai US$ 439,59 juta. Liabilitas jangka panjang mencapai US$ 125,99 juta dan jangka panjang senilai US$ 379,89 juta.

Nilai ekuitas perusahaan pada periode ini mencapai US$ 94,34 juta, turun tajam dari posisi akhir 2019 yang senilai US$ 173,80 juta.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IPO Jumbo! Tambang Emas Peter Sondakh Cari Dana Rp 4 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular