Emiten Emas ARCI Kantongi Pinjaman Rp 7,4 Triliun, Duitnya Buat Ini
Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Emiten emas milik Peter Sondakh PT Archi Indonesia (ARCI) bersama beberapa entitas anak usahanya memperoleh fasilitas pinjaman sebesar US$ 421 juta (Rp 7 triliun) dan Rp 475 miliar dari sindikasi BMRI, BRIS, dan beberapa pihak lainnya.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat (21/11/2025), pinjaman ini memiliki opsi accordion hingga US$ 50 juta. Pinjaman ini digunakan untuk kebutuhan umum, termasuk pengembangan kegiatan penambangan, eksplorasi konsensi, serta meningkatkan produktivitas pabrik pengolahan emas.
Seperti diketahui, sebelumnya ARCI akan membentuk usaha patungan baru untuk mengembangkan proyek panas bumi dengan perusahaan energi PT Ormat Geothermal Indonesia.
Tujuan pembentukan Perusahaan Usaha Patungan tersebut adalah untuk bekerja sama dalam pengembangan bersama program pengeboran eksplorasi dan rancangan, pengadaan, pembiayaan, konstruksi, pengujian, komisioning, kepemilikan, pengelolaan, pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas panas bumi," sebagaimana dikutip Kamis, (13/11/2025).
Adapun proyek ini nantinya berada di wilayah konsesi pertambangan milik anak usaha Archi, yakni PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya.
Manajemen Archi menyampaikan bahwa langkah ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan usaha perseroan dan entitas anak. Proyek tersebut dinilai memiliki prospek kuat dalam produksi serta penjualan tenaga listrik berbasis energi panas bumi di masa mendatang.
Sebagaimana diketahui, di luar bisnis emas, emiten tersfiliasi Peter Sondakh ini juga menjajaki potensi bisnis energi baru terbarukan melalui anak usaha PT Toka Tindung Geothermal (TTG). Perusahaan ini tengah mengurus perizinan lingkungan guna mengembangkan proyek panas bumi.
Sebagai informasi, PT TTG merupakan perusahaan patungan antara ARCI dan PT Ormat Geothermal Indonesia yang dibentuk pada 2024. TTG telah mengantongi izin panas bumi pada Juni 2025 untuk proyek
[Gambas:Video CNBC]