Saham Bank Raksasa Ambles, saat IHSG 'Terjun Bebas'

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
18 June 2021 11:23
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham bank besar atau bank BUKU IV (bank dengan modal inti lebih dari Rp 30 triliun) merosot ke zona merah pada perdagangan sepanjang sesi I, Jumat (18/6/2021). Pelemahan ini terjadi seiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali ambles, meninggalkan level psikologi 6.000.

Berikut gerak saham bank besar, pukul 11.06 WIB:

  1. Bank Negara Indonesia (BBNI), saham -5,90%, ke Rp 4.940, transaksi Rp 317 M

  2. Bank Permata (BNLI), -3,96%, ke Rp 1.940, transaksi Rp 389 juta

  3. Bank Pan Indonesia (PNBN), -3,01%, ke Rp 805, transaksi Rp 2 M

  4. Bank Mandiri (BMRI), -2,82%, ke Rp 6.025, transaksi Rp 196 M

  5. Bank Danamon Indonesia (BDMN), -1,79%, ke Rp 2.190, transaksi Rp 4 M

  6. Bank Rakyat Indonesia (BBRI), -1,49%, ke Rp 3.970, transaksi Rp 338 M

  7. Bank Cimb Niaga (BNGA), -0,54%, ke Rp 920, transaksi Rp 1 M

  8. Bank Central Asia (BBCA), -0,24%, ke Rp 31.575, transaksi Rp 151 M

Mengacu pada data di atas, 8 saham bank BUKU IV kompak ambles ke zona merah, dengan saham BBNI menjadi yang paling melorot, yakni sebesar 5,90% ke Rp 4.940/saham. Melemahnya saham BBNI terjadi seiring aksi jual bersih (net sell) oleh asing sebesar Rp 26,85 miliar.

Dengan ini, saham BBNI sudah ambles selama 5 hari beruntun. Dalam sepekan, saham ini anjlok 13,13%, sementara dalam sebulan turun 6,10%.

Saham bank pelat merah lainnya, BMRI, juga tergerus 2,82% ke posisi Rp 6.025/saham. Pelemahan ini membuat saham BMRI melanjutkan pelemahan yang dimulai sejak 3 hari lalu.

Dalam seminggu belakangan saham BMRI longsor 4,78%, sementara dalam sebulan melesat 5,29%.

Tidak hanya BMRI, saham bank dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di bursa, BBCA, juga kembali tersungkur di zona merah, dengan turun 0,24% ke Rp 31.575/saham. Praktis, saham BBCA sudah mencatatkan pelemahan selama 3 hari beruntun. Dalam seminggu perdagangan, saham BBCA merosot 2,40%, adapun dalam sebulan terkoreksi 2,40%.

Pelemahan saham-saham bank BUKU IV yang sebagian besar termasuk big cap (saham dengan nilai kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun) ikut mempengaruhi pergerakan IHSG pagi ini.

Pada pukul 10.50 WIB, IHSG terpantau ambruk 2%, meninggalkan level psikologis 6.000 ke level 5.946,57 di tengah kenaikan kasus Covid-19 di Tanah Air. Sementara, pada 11.06 WIB IHSG masih ambles 1,72%.

Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 7,81 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 119 miliar di pasar reguler.

Ada kabar buruk dari dalam negeri seputar penanganan pandemi. Per Kamis kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan total pasien positif corona di Tanah Air mencapai 1.950.276 orang, bertambah 12.624 orang dari hari sebelumnya, menjadi kenaikan harian tertinggi sejak 30 Januari 2021.

Perkembangan ini membuat rata-rata tambahan pasien positif dalam 14 hari terakhir menjadi 8.082 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 5.588 orang setiap harinya. Fasilitas Kesehatan di Indonesia pun diprediksi bisa tumbang dalam waktu 2-4 minggu. Ini dapat terjadi jika pengendalian pandemi tanah air tidak diperketat.

Jika kondisinya tak terkendali, maka pemerintah berpeluang melakukan pengetatan aktivitas masyarakat, yang bakal berujung pada tersendatnya kembali aktivitas ekonomi dan memicu kontraksi berkelanjutan pada kuartal II-2021.

"Jika tak ada containment, tidak ada pengendalian yang tepat dan cepat saya bisa katakan 2 minggu sampai 1 bulan lagi kita sudah akan kolaps," kata Kabid Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Masdalina Pane di kanal Youtube BNPB, Kamis (17/6/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Bangkit, Saham Bank Kakap Diborong Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular