
Saham Bank Salim Tak Terhentikan, Bank Mini Melompat Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham bank mini alias bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun- Rp 5 triliun) bergerak menguat pada awal perdagangan ini, Jumat (18/6/2021).
Saham PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) melonjak tertinggi, masih terkena efek sentimen positif terkait pemegang saham menyetujui rencana perseroan untuk menambah modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Berikut gerak saham-saham bank mini, pukul 09.32 WIB:
Bank Ina Perdana (BINA), saham +20,65%, ke Rp 2.980, transaksi Rp 31 M
Bank MNC Internasional (BABP), +11,18%, ke Rp 338, transaksi Rp 130 M
Bank QNB Indonesia (BKSW), +5,45%, ke Rp 174, transaksi Rp 2 M
Bank Ganesha (BGTG), +4,73%, ke Rp 177, transaksi Rp 3 M
Bank Maspion Indonesia (BMAS), +3,70%, ke Rp 1.400, transaksi Rp 76 juta
Bank Oke Indonesia (DNAR), +2,86%, ke Rp 216, transaksi Rp 389 juta
Bank Harda Internasional (BBHI), +2,51%, ke Rp 1.835, transaksi Rp 4 M
Bank Bumi Arta (BNBA), +1,83%, ke Rp 835, transaksi Rp 459 juta
Bank Amar Indonesia (AMAR), +1,59%, ke Rp 256, transaksi Rp 60 juta
Bank Capital Indonesia (BACA), +1,52%, ke Rp 402, transaksi Rp 2 M
Bank Victoria International (BVIC), +1,26%, ke Rp 161, transaksi Rp 144 juta
Bank Aladin Syariah (BANK), +0,66%, ke Rp 3.040, transaksi Rp 44 M
Bank Artha Graha Internasional (INPC), +0,63%, ke Rp 160, transaksi Rp 205 juta
Bank Bisnis Internasional (BBSI), 0,00%, ke Rp 2.990, transaksi Rp 5 juta
Bank Neo Commerce (BBYB), -0,45%, ke Rp 438, transaksi Rp 535 juta
Bank Jago (ARTO), -0,71%, ke Rp 13.975, transaksi Rp 123 M
Bank IBK Indonesia (AGRS), -6,99%, ke Rp 346, transaksi Rp 73 juta
Berdasarkan data di atas, dari 17 saham yang diamati, 13 saham tercatat menguat, 1 saham stagnan dan 4 saham ambles ke zona merah.
Saham perbankan Grup Salim, BINA, menjadi yang paling menguat dengan naik 20,65%, ke Rp 2.980/saham. Nilai transaksi saham ini tercatat sebesar Rp 31 miliar. Dengan ini, saham BINA berhasil mencatatkan reli kenaikan selama 6 hari beruntun.
Alhasil, kenaikan saham BINA selama sepekan mencapai 63,04%, sementara dalam sebulan melejit 57,89%.
Sentimen terbaru yang mempengaruhi gerak saham BINA ialah terkait rencana rights issue yang sudah disetujui oleh pemegang saham dan kemungkinan Anthoni Salim menambah kepemilikannya di BINA.
Hal ini ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Ina Perdana untuk tahun buku 2020. Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 2 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Dengan disetujuinya rights issue ini, Anthoni Salim, selaku ultimate shareholder berpeluang menambah porsi kepemilikan sahamnya pada Bank Ina.
Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu, mengatakan, para pemegang saham perseroan yang saat itu tercatat besar kemungkinan menyerap HMETD tersebut.
Komposisi kepemilikan saham perseroan saat ini; PT Indolife Pensiontama memegang 22,47 persen, PT Gaya Hidup Masa Kini mengempit 9,98 persen, PT Philadel Terra Lestari menguasai 7,53 persen, PT Samudera Biru, 16,51 persen.
Selanjutnya, Trustee Of NS Financial Fund yang dikelola DBS Bank Ltd 10,49 persen, Asean Financial yang dikelola Liontrust 18,29 persen, dan sisanya oleh masyarakat. Pemegang saham pengendali penerima manfaat terakhir atau ultimate shareholder adalah Anthoni Salim.
Di posisi kedua ada saham bank Grup MNC BABP yang melesat 11,18% ke Rp 338/saham. Saham BABP berhasil rebound dari pelemahan selama 5 hari beruntun.
Dalam sepekan saham ini masih ambles 12,95%, tetapi dalam sebulan 'terbang' 286,21%.
Berbeda dengan saham lainnya, saham AGRS malah anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,99% ke Rp 346/saham. Praktis, ini memperpanjang reli penurunan saham AGRS menjadi sebanyak 5 hari beruntun, dengan 4 di antaranya menembus ARB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun, Saham Bank Mini Ngacir Berjamaah