Analisis Teknikal Sesi II

Anteng di Level 6.000, Bahaya Longsor IHSG Masih Mengintai!

Putra, CNBC Indonesia
15 June 2021 12:43
Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/1/2018). Pasca ambruknya koridor lantai 1 di Tower 2 Gedung BEI kemarin (15/1/2018), hari ini aktifitas perdagangan saham kembali berjalan normal
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Selasa (15/6/2021), menyusul kekhawatiran kenaikan kasus Covid-19 yang membuyarkan outlook pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG berakhir di level 6.073,67 atau tertekan 6,7 poin (-0,11%). Sepanjang perdagangan, indeks acuan bursa nasional tersebut gagal menyentuh level psikologis 6.100 dengan level tertinggi harian berada di 6.091,367.

Pada awalnya, IHSG dibuka menguat 0,08% ke 6.085,36 tetapi langsung terbanting ke zona merah selang 10 menit kemudian, dengan koreksi 0,43% ke level 6.054,73. Level terendah hari ini berada di 6.051,245.

Nilai transaksi bursa masih terbatas dengan total Rp 5,7 triliun melibatkan 10 miliaran saham yang berpindah tangan 650.000-an kali. Sebanyak 167 saham naik, 312 melemah dan 153 sisanya stagnan.

Sentimen negatif juga datang dari dalam negeri berupa kenaikan kasus Covid-19. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, ada tambahan kasus baru sebanyak 8.189. Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1,919 juta orang.

Provinsi DKI Jakarta menjadi yang terburuk, dengan 450.793 kasus kemarin, tetapi Jawa Timur mencatatkan angka kematian tertinggi sebanyak 11.728 orang. Akibatnya, Gubernur DKIAnies Baswedan memutuskan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro hingga 28 Juni 2021.

Di DKI Jakarta per 6 Juni 2021, kasus baru Covid-19 masih berkisar 7.000/hari dan seketika meningkat menjadi 17.400 per kemarin. Rata-ratapositivity rateatau rasio penderita yang terkonfirmasi positif dari total yang dites usap, meningkat dalam 7 hari terakhir dari 9% ke 17%.

Kondisi ini memicu risiko melesetnya target pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan target pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 8% yang semula dipatok berpeluang meleset akibat kasus ini.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.116. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.025.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 49 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh jual akan RSI terkonsolidasi turun yang menunjukkan indeks berpotensi lanjut melemah.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah dan kembali menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular