
Dolar AS Lagi Galau, Tapi Masih Bisa Menang Lawan Rupiah

Bukan cuma suku bunga yang dinanti oleh pasar. Investor juga menunggu kepastian soal program pembelian surat berharga oleh The Fed alias quantitative easing. Sebab, sudah muncul omongan bahwa quantitative easing akan dikurangi dari yang saat ini sebesar US$ 120 miliar per bulan.
"Kami berencana mempertahankan suku bunga acuan di level rendah dalam waktu yang lama. Namun mungkin sekarang saatnya untuk mulai memikirkan pengurangan program pembelian aset yang saat ini senilai US$ 120 miliar," ungkap Patrick Harker, Presiden The Fed Philadephia, belum lama ini, sebagaimana diwartakan Reuters.
Kalau petunjuk soal pengurangan quantitative easing semakin jelas dalam rapat Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) minggu ini, maka akan menjadi sentimen positif bagi dolar AS. Pengurangan quantitative easing akan membuat pasokan dolar AS tidak sebanyak sekarang, relatif lebih terbatas. Ini tentu membuat 'harga' dolar AS naik.
Akan tetapi, masalahnya belum tentu The Fed akan mengumumkan pengetatan kebijakan alias tapering off bulan ini. Berdasarkan survei yang dilakukan Reuters terhadap 50 ekonom/analis, pengumuman sepertinya akan terjadi pada Agustus atau September 2021 dan tapering baru benar-benar dilakukan pada awal 2022.
![]() |
"Kami memperkirakan petunjuk yang terang-benderang baru akan terlihat di simposium Jackson Hole. Dalam acara ini, kami memperkirakan The Fed akan mengungkapkan bahwa mereka berdiskusi soal pengurangan quantitative easing.
"Ini kemudian berlanjut di rapat FOMC September, empat minggu setelah Jackson Hole. Di titik ini, kami menilai The Fed sudah meminta pasar untuk bersiap-siap karena tapering secara resmi akan dimulai dalam rapat FOMC Desember," papar James Knightley, Chief International Economist ING, seperti dikutip dari Reuters.
Perkembangan ini membuat dolar AS galau menentukan arah. Di satu sisi ada kemungkinan The Fed mulai memberi kisi-kisi soal tapering off, tetapi di sisi lain ada pandangan sepertinya rapat FOMC minggu ini belum mengarah ke sana.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)