
Tak Ada di List Bank Digital OJK, Saham BABP & BANK Nyungsep

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua saham bank mini (bank dengan modal inti Rp 2 - 5 triliun), bank Grup MNC PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) dan bank yang baru saja berganti nama menjadi PT Bank Aladin Syariah Tbk (sebelumnya bernama Bank Net Syariah) (BANK) bergerak di zona merah pada pagi ini, Jumat (11/6/2021).
Pagi ini kedua saham tersebut tidak ikut kelanjutan reli penguatan saham-saham bank mini lainnya, yang didorong oleh sentimen dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait daftar bank digital dan akan dirilisnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) mengenai bank digital.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.35 WIB, saham BABP melorot 1,95% ke Rp 402/saham, setelah bursa membuka kembali suspensi saham tersebut. Asal tahu saja, pada perdagangan Kamis (10/6) kemarin, saham BABP 'digembok' bursa setelah melaju kencang selama 9 hari beruntun.
Dalam sepekan saham ini melesat 38,10%, sementara dalam sebulan 'terbang' 346,15%.
Sementara, saham BANK terkoreksi 0,34% ke Rp 2.960/saham, setelah kemarin naik 2,41% ke RP 2.970/saham. Dalam sepekan saham ini melorot 2,63%, sementara dalam sebulan ambles 11,87%.
Sebelumnya, kedua bank tersebut gencar dikabarkan akan menjadi bank digital. Namun, pada Kamis (10/6) kemarin, menurut pemaparan OJK, kedua bank di atas tidak termasuk ke dalam daftar tujuh bank yang mengajukan izin menjadi bank digital.
Dalam pemaparan yang disampaikan Deputi Direktur Basel dan Perbankan Internasional OJK Tony, dalam sebuah webinar yang disiarkan melalui kanal Youtube, disebutkan bank yang tengah melakukan proses menjadi bank digital yaitu:
Bank BCA Digital,
PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO),
PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),
PT Bank Capital Tbk (BACA),
PT Bank Harda Internasional (BBHI),
PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW), dan
PT Bank KEB Hana
Selain itu, dalam paparan Tony juga disebutkan bank yang mencoba menobatkan diri sebagai bank digital, yaitu:
Jenius, dari Bank BTPN
Wokee, dari Bank Bukopin
Digibank, dari Bank DBS
TMRW, dari Bank UOB
Jago, dari Bank Jago
Menurut Tony merupakan respons atas semakin semaraknya transkaski perbankan melalui aplikasi di telepon selular (mobile apps).
Fenomena munculnya bank digital tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di berbagai negara, dengan beragam sebutan seperti digital bank, neo bank, maupun challenger bank.
Tony juga mengatakan ada beberapa bank yang mengklaim akan bertransformasi menjadi bank digital. "Bahkan ada yang mengatakan sudah menjadi bank yang fully digital," kata Tony.
Namun hingga saat ini, Tony menegaskan, konsep perbankan saat ini masih Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank digital yang ada saat ini merupakan bisnis model.
Sebelumnya diberitakan, MNC Bank resmi mendapatkan lisensi digital onboarding dari OJK.
Lisensi ini memungkinkan MNC Bank untuk sepenuhnya mendigitalisasi pembukaan rekening simpanan (digital onboarding) dan mendigitalisasi layanan perbankannya dengan sebutan Motion Banking by MNC Bank. Pada April lalu, bank milik Hary Tanoe ini memang sudah mengajukan izin digital onboarding untuk aplikasi Motion kepada OJK.
"Keberhasilan konversi dari ekosistem MNC Group yang masif akan memberi Motion Banking peluang untuk menumbuhkan basis pelanggannya menjadi 30 juta pelanggan dalam 4-5 tahun ke depan dan menjadi ekosistem keuangan digital terdepan," kata Yudi Hamka, Chief Technology Officer MNC Group, dalam keterbukaan informasi, Kamis (27/5/2021).
Bank Aladin Syariah merupakan salah satu bank yang digadang-gadang mau masuk ke industri digital banking.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham-Saham Ini Bikin 'Jantungan' di Awal 2022!
