
Saham-Saham Ini Bikin 'Jantungan' di Awal 2022!

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memulai 2022 dengan cukup mengesankan, setidaknya ada 5 saham yang malah terbenam di zona merah. Secara umum, saham-saham tersebut sedang mengalami tren penurunan usai menyentuh level tertinggi beberapa waktu lalu.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga penutupan sesi I perdagangan Rabu (12/1/2022), IHSG berhasil naik 1,19% sejak hari pertama 2022 hingga hari ini (ytd) ke posisi 6.659,62.
Berikut 5 saham top losers sejak awal tahun atawa year to date (ytd).
Multipolar (MLPL), turun 22,70% ytd, ke Rp 286. Nilai transaksi Rp 437,6 miliar.
Bank MNC Internasional (BABP) turun 17,74% ytd, ke Rp 153. Nilai transaksi Rp 163,8 miliar.
Karya Bersama Anugerah (KBAG) turun 17,74% ytd, ke Rp 51. Nilai transaksi Rp 398,5 miliar.
Bank Victoria International (BVIC) turun 15,20% ytd, ke Rp 173. Nilai transaksi Rp 147,6 miliar.
Cahayasakti Investindo Sukses (CSIS) turun 14,57% ytd ke Rp 129. Nilai transaksi Rp 140,0 miliar.
Saham emiten Grup Lippo MLPL menjadi yang paling anjlok, yakni hingga 22,70%. Sejak menembus Rp 775/saham pada pertengahan Juni 2021, saham MLPL cenderung bergerak menurun (downtrend).
Kabar teranyar, mengacu pada prospektus ringkas MLPL pada Senin lalu (10/1/2022), perusahaan berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue pada Maret mendatang.
Dalam aksi korporasi tersebut, MLPL menawarkan sebanyak-banyaknya 1.999.619.611 saham biasa atas nama Kelas C (saham baru dengan nilai nominal Rp 100/saham yang mewakili sebanyak-banyaknya 12,02% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD VII.
Adapun harga pelaksanaan rights issue Rp 500/saham. Maka, dana yang akan diraup MLPL bisa mencapai Rp 999.809.805.500 (Rp 999,81 miliar).
PT Inti Anugerah Pratama (IAP) milik keluarga Riady sebagai pemegang saham utama dan pengendali MLPL (37,92%) akan melaksanakan seluruh HMETD yang akan diperolehnya dan juga akan bertindak sebagai pembeli siaga sampai dengan sejumlah saham yang nilainya setara dengan sebanyak-banyaknya Rp 520 miliar.
Seluruh dana yang diperoleh dari PMHMETD tersebut setelah dikurangi biaya-biaya dalam rangka PMHMETD VII ini akan digunakan untuk tiga kepentingan.
Pertama, sebesar Rp 90 miliar akan digunakan oleh perseroan untuk pelunasan sebagian pokok utang perseroan kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB/BNGA).
Kedua, sekitar Rp 174 miliar atau setara dengan US$ 12 juta akan digunakan MLPL untuk melunasi sebagian pokok utang perseroan kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI/BBNI).
Ketiga, sisanya akan digunakan untuk pengembangan usaha MLPL dan/atau investasi baik secara langsung maupun melalui perusahaan anak.
Selain saham MLPL, saham bank Grup MNC BABP juga ambles 17,74% pada awal tahun ini.
Sejak menembus level Rp 610/saham pada awal Agustus 2021, saham BABP terus bergerak 'menuruni bukit'.
Setali tiga uang, saham emiten yang bergerak dalam bidang pengembangan real estat KBAG juga terus bergerak ke bawah sejak menyentuh Rp 125/saham pada akhir November 2021.
Tidak ketinggalan, saham BVIC juga cenderung dilego investor usai melesat hingga Rp 258/saham pada pertengahan Desember
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit