Teken Kontrak Rp 900 M, Saham Emiten Ini Malah ARB 3 Hari

tahir saleh, CNBC Indonesia
10 June 2021 12:55
Dok Berkah Beton Sedaya, BEBS
Foto: Dok Berkah Beton Sedaya, BEBS

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten infrastruktur yang memproduksi beton readymix dan precast PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) ditutup pada sesi I perdagangan Kamis ini (10/6/2021) anjlok 6,92% di posisi Rp 740/saham atau terkena sistem penolakan bursa auto reject bawah (ARB) yang ditetapkan sebesar 7% penurunan sehari.

Mengacu data BEI, saham BEBS ditransaksikan Rp 1,01 miliar dengan volume perdagangan 1,37 juta saham. Kapitalisasinya mencapai Rp 6,66 triliun.

Koreksi ini menambah perjalanan ARB perusahaan dalam 3 hari terakhir. Rabu kemarin (9/6), saham BEBS anjlok 6,47%, Selasa terjun bebas 6,59%, dan Senin lalu minus 0,55%.

Padahal berdasarkan data BEI, perusahaan baru saja mendapatkan sentimen positif kontrak kerja sama pengelolaan tambang baru.

Dalam keterbukaan informasi di BEI, Hasan Muldhani, Direktur Utama BEBS mengatakan perseroan memperluas jangkauan usaha dan pemasaran dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Pengalihan Kontrak Kerja Sama Pengelolaan Tambang Batu serta Kontrak Jual Beli Bahan Baku Material Alam senilai Rp 900 Miliar.

Penandatanganan MoU dan Kontrak Jual Beli dilakukan pada Rabu 9 Juni 2021 di Subang, Jawa Barat.

BEBS melakukan MoU Pengalihan Kontrak Kerja Sama Pengelolaan Tambang Batu dengan PT Sumber Sentosa Adikarya (SSA) yang sebelumnya telah melakukan ikatan Perjanjian Kerja Sama Operasional Pengelolaan Tambang bebatuan dengan CV Murind Persada.

Lokasi tambang batu dan mesin Crusher tersebut berada di Palu, Sulawesi Tengah.

Adapun untuk Kontrak Jual Beli Bahan Baku Material Alam dilakukan dengan PT Muara Badak Pratama.

Penandatanganan Jual Beli tersebut meliputi penyediaan batu split di Kalimantan Timur dengan volume sebanyak 3.000.000 m3 atau rata-rata sebanyak 50.000 m3 setiap bulan, plus minus 20% selama kurun 5 tahun ke depan.

"Ekspansi pasar ke Kalimantan Timur merupakan langkah yang bagus untuk kami. Pasalnya, Presiden Joko Widodo telah menetapkan rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur sehingga untuk mewujudkan rencana tersebut, Pemerintah perlu mempersiapkan pembangunan infrastruktur fisik," katanya dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis ini (10/6).

"Dengan terpilihnya Kaltim sebagai calon ibu kota, maka akan berpengaruh kepada industri konstruksi di Kaltim. BEBS tidak mau ketinggalan untuk berperan serta dalam pembangunan calon ibu kota baru. Lokasi tambang Batu di Palu juga berdekatan dengan wilayah Kalimantan Timur," tambahnya

Selain mengelola tambang batu di Palu, BEBS memiliki dua konsesi tambang batu di Katingan, Kalimantan Tengah dan satu konsesi tambang batu di Morowali, Sulawesi Tengah melalui entitas anak perusahaan.

BEBS mencatatkan kenaikan laba bersih per Maret 2021 sebesar Rp 20,95 miliar, naik sebesar 522,77% dari laba bersih per Maret tahun 2020 sebesar Rp 4 miliar.

"Dengan ditandatanganinya Kontrak Jual Beli Bahan Baku Material Alam ini diharapkan membuat kinerja keuangan kami lebih baik," pungkas Hasan.

BEBS pertama kali melantai di BEI pada 10 Maret 2021. Saat itu perusahaan ini menawarkan sebanyak 2 miliar saham dalam penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) atau setara dengan 22,22% saham, dengan harga perdana Rp 100/saham.

Dari aksi korporasi ini perusahaan mengantongi dana segar senilai Rp 200 miliar.

Dana hasil penawaran umum tersebut oleh perusahaan digunakan sebesar 53,67% untuk pembelian satu bidang tanah seluas 74.045 meter persegi dengan nilai transaksi Rp 103 miliar. Sisanya akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! 2 Saham Diawasi BEI, Salah Satunya Saham Yusuf Mansur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular