Tiada Hari Tanpa Rekor, Batu Bara ke Level 10 Tahun Tertinggi

Tirta, CNBC Indonesia
31 May 2021 10:45
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiada hari tanpa cetak rekor bagi harga batu bara. Pada perdagangan akhir pekan lalu harga si batu hitam tembus level tertingginya dalam satu dekade terakhir. 

Harga kontrak futures (berjangka) batu bara termal ICE Newcastle ditutup di US$ 118,9/ton atau naik 3,48% dari periode perdagangan sebelumnya. Dalam sepekan lalu harga kontrak Juni batu bara berjangka tersebut sudah naik 10,19%. 

Saat ini harga batu bara berada di level tertingginya sejak September 2011. Selain itu, harga batu bara juga membukukan penguatan dalam 5 pekan beruntun dengan total 39%.

Harga batu bara dalam beberapa pekan terakhir bahkan masih melesat naik meski terjadi lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19) di berbagai negara terutama India, yang merupakan salah satu konsumen terbesar batu bara.

Sejak pertengahan April lalu, penambahan jumlah kasus Covid-19 di India meroket lebih dari 200.000 kasus per hari. Bahkan puncaknya lebih dari 400.000 kasus per hari pada awal Mei lalu.

Namun kabar baiknya di pekan ini penambahan kasus Covid-19 di India sudah turun ke bawah 200.000 per hari.

Suplai dari China yang dikhawatirkan akan semakin ketat akibat plum rain atau musim penghujan di China yang menjadi pemicu melesatnya harga batu bara. Biasanya pada periode Juni-Juli, hujan lebat akan mengguyur wilayah China bagian utara di mana banyak tambang batu bara di sana. 

Musim penghujan yang ekstrim tersebut berisiko mengganggu produksi hingga distribusi batu bara. Selain itu saat musim hujan terjadi sering ada pemadaman listrik di area tambang. Hal ini juga berkorelasi positif dengan jumlah insiden kecelakaan tambang di China.

Pemerintah mengutip insiden banjir baru-baru ini di tambang batu bara di Xinjiang dan Shanxi sebagai pengingat bagi sektor tersebut. Faktor inilah yang membuat harga batu bara terus mengalami kenaikan.

Pasalnya saat permintaan untuk sektor pembangkit listrik meningkat tetapi pasokan tak memadai sehingga harga batu bara lokal terbang. Kenaikan fantastis harga batu bara China juga mendongkrak harga batu bara lain salah satunya adalah ICE Newcastle.

Tidak hanya batu bara termal saja yang harganya naik. Harga batu bara metalurgi juga ikut naik. Harga impor batu bara kokas China telah mencapai rekor premium di atas US$ 140/ton di atas harga Australia bulan ini karena larangan China atas pasokan dari Australia.

Namun kesenjangan tersebut mulai menyempit dengan pemeliharaan tambang yang diperkirakan akan memperketat pasokan. Produsen baja China selama ini terus berjuang mencari alternatif karena impor dari sumber terbesarnya terhenti sejak larangan tidak resmi atas batu bara Australia berlaku pada bulan Oktober.

Harga batu bara dalam beberapa pekan terakhir bahkan masih melesat naik meski terjadi lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19) di berbagai negara terutama India, yang merupakan salah satu konsumen terbesar batu bara.

Sejak pertengahan April lalu, penambahan jumlah kasus Covid-19 di India meroket lebih dari 200.000 kasus per hari. Bahkan puncaknya lebih dari 400.000 kasus per hari pada awal Mei lalu. Namun kabar baiknya di pekan ini penambahan kasus Covid-19 di India sudah turun ke bawah 200.000 per hari.


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow Rekor, Harga Batu Bara Tembus Level Tertinggi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular