Babak Belur Dihajar Pekan Lalu, Ada Tanda Batu Bara Bangkit!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
13 April 2021 10:30
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal ICE Newcastle berjangka ditutup menguat pada perdagangan perdana pekan ini setelah ambles 7% seminggu lalu. Harga batu bara sempat jatuh dari level US$ 92/ton ke US$ 85,5/ton.

Senin (12/4/2021) harga kontrak batu bara termal yang aktif ditransaksikan di bursa berjangka itu naik 0,82% ke US$ 86,2/ton. Tampaknya harga si batu legam sudah menemu titik terendahnya. 

Mulai beroperasinya kembali pelabuhan ekspor Australia setelah terkendala masalah teknis dan cuaca membuat harga batu bara tertekan hebat.

Melansir Argus Media, sepanjang 19-30 Maret pelabuhan ekspor Newcastle tak memuat batu baranya karena dua pemuat kapal rusak. Namun ekspor kembali pulih ke level 200 ribu ton per hari pada enam hari pertama bulan April setelah sebelumnya ambles ke 150 ribu ton per hari di Maret.

Bagaimanapun juga harga batu bara termal Australia masih didukung dengan harga batu bara acuan China yang juga terbilang masih mahal. Minggu lalu harga batu bara termal Qinhuangdao naik 7% dan membawanya ke level RMB 748/ton. 

Harga tersebut tentu saja berada jauh di atas rentang target harga pemerintah di RMB 500 - RMB 570/ton. 

Tren arus perdagangan batu bara dunia juga mengalami perbaikan. Hal ini tampak dari aliran perdagangan batu bara yang meningkat di bulan November tahun lalu di kisaran 80 juta ton menjadi hampir 100 juta ton pada Desember.

Namun, mulai Januari 2021 volume perdagangan batu bara dunia mulai melandai. Refinitiv mencatat volume perdagangan di awal tahun justru turun mendekati 80 juta ton lagi. Di bulan Februari impor batu bara dari China dan India juga melambat. Hal ini sempat memicu koreksi harga di bulan pertama tahun ini.

Di kawasan Asia Tenggara impor dari Thailand juga tak terlalu bagus. Impor batu bara termal Thailand (termasuk batu bara bituminus dan batu bara sub-bituminus) pada bulan Februari mencapai 1,87 juta ton atau turun 22% dari tahun lalu tetapi naik 5% dari bulan lalu apabila mengacu pada data bea cukai.

Pada bulan Februari, Thailand mengimpor 625 ribu ton batu bara bituminus, turun 28% dari tahun sebelumnya dan turun 27% dari bulan sebelumnya. Volume impor batubara bituminus terbesar berasal dari Australia, sebesar 427 ribu ton, meningkat 14% dari periode yang sama tahun lalu.

Impor batu bara bitumen dari Indonesia mencapai 198 ribu ton ambles 60%. Impor batu bara sub-bituminus Thailand mencapai 1,24 juta ton di bulan Februari, turun 18% tahun ke tahun tetapi naik 36% bulan ke bulan.

Impor batu bara sub-bituminous dari Indonesia, pemasok terbesar di bulan tersebut, turun 36% menjadi 931 ribu ton. Impor antrasit turun 34% menjadi 14.200 ton di bulan Februari, tetapi masih 1.220 ton lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

Thailand tidak mengimpor batu bara kokas pada Februari menurut data. Impor batu bara termal Thailand pada Januari-Februari mencapai 3,64 juta ton, turun 15% dari tahun lalu, dengan batu bara bituminus 1,49 juta ton, turun 10% tahun ke tahun, dan batu bara sub-bituminus 2,16 juta ton, turun 19% tahun ke tahun.

Konsumsi batu bara Thailand (termasuk lignit) pada bulan Januari mencapai 3,21 juta ton, 1% lebih tinggi dari tahun sebelumnya, di mana 1,65 juta ton digunakan untuk pembangkit listrik, turun 14% dari tahun ke tahun, menyumbang 51,45% dari total konsumsi negara menurut data dari Kantor Kebijakan dan Perencanaan Energi menunjukkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ternyata Batu Bara Masih Kuat Nanjak, Harganya Tembus US$ 63

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular