Pengusaha Masih Wait and See, Rakyat Sudah Berlari!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 May 2021 12:10
Pameran Properti
Ilustrasi Pameran Properti (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pola pemulihan ekonomi dunia dari dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) digambarkan dengan macam-macam simbol. Namun mana yang paling tepat?

Bagi mereka yang optimistis dan percaya diri, pemulihan ekonomi akan berbentuk huruf V. Ekonomi yang anjlok bisa langsung pulih dan naik tinggi.

Buat kaum yang sedikit lebih skeptis, pemulihan ekonomi akan berbentuk tanda centang seperti logo apparel olahraga Nike (Nike swoosh). Ekonomi nyungsep, setelah itu pemulihan akan berlangsung secara perlahan dan bertahap.

Kini ada lagi yang baru, yaitu pemulihan ekonomi model huruf K. Coba lihat bagian sebelah kanan dari huruf itu, ada yang mengarah ke atas dan ke bawah.

Seperti itulah pemulihan ekonomi, ada sebagian yang cepat pulih tetapi di saat yang sama ada yang masih menderita. Tidak seragam, tidak kompak, divergen.

K shaped economic recovery ini masuk akal. Ada sektor yang cepat pulih dari terjangan pandemi, seperti manufaktur. Namun ada pula yang masih tertinggal seperti sektor jasa yang memang mengandalkan keramahtamahan (hospitality) antara pelanggan dengan pemberi jasa. Dalam suasana pandemi, kontak dan interaksi yang erat ini seperti ini sangat tidak dianjurkan.

Halaman Selanjutnya --> Rumah Tangga Pulih Duluan?

Ternyata ketidakkompakan ini juga terjadi di antara rumah tangga dengan dunia usaha. Ada kecenderungan rumah tangga sudah pulih lebih dulu sementara dunia usaha masih mencari bentuk permainan terbaik.

Ini terlihat dari data pertumbuhan kredit yang dirilis Bank Indonesia (BI). Pada April 2021, penyaluran kredit perbankan tercatat Rp 5.4777,5 triliun, turun 2,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit sudah tujuh bulan beruntun membukukan kontraksi atau pertumbuhan negatif.

Namun berdasarkan golongan debitur, penyaluran kredit terhadap perorangan sudah tumbuh positif 2,5% yoy. Sementara penyaluran kredit kepada korporasi masih tumbuh -5,6% yoy.

kreditSumber: BI

Otomatis data ini tergambar dari kredit berdasarkan jenis penggunaan. Pada April 2021, penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI) kepada korporasi masih mengalami kontraksi. Sementara Kredit Konsumsi (KK) bagi rumah tangga sudah tumbuh positif.

kreditSumber: BI



Halaman Selanjutnya --> Stimulus BI dan Pemerintah Langsung Dirasakan Rakyat

Salah satu yang mendongrak pertumbuhan KK adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) yang tumbuh 5,5% yoy. Peningkatan ini utamanya didorong oleh permintaan di Jawa Barat dan Banten.

Mengutip laporan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang juga diproduksi oleh BI, penjualan rumah hunian pada kuartal I-2021 melonjak 13,95% yoy. Jauh membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang -20,59% yoy.

"Pembelian properti residensial oleh konsumen mayoritas masih dibiayai dari fasilitas KPR. Hal ini tercermin dari hasil survei yang mengindikasikan mayoritas konsumen (73,67%) membeli properti residensial dengan menggunakan fasilitas KPR, sementara sebanyak 18,26% lainnya dengan tunai bertahap dan 8,07% dengan tunai," sebut laporan BI.

Mengapa rumah tangga bisa pulih begitu cepat? Well, bisa jadi karena stimulus yang diberikan oleh BI dan pemerintah langsung dirasakan oleh rumah tangga.

Misalnya di sektor properti. BI telah memberi kelonggaran Loan to Value (LTV) 100% untuk kredit properti. Artinya, seluruh pembiayaan pemilikan properti akan ditanggung oleh bank, konsumen tidak perlu menyiapkan uang muka. Tanpa down payment, calon konsumen tinggal membayar cicilan bulanan.

Plus, pemerintah juga memberikan fasilitas pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk pembelian properti. Jadi harga bisa langsung turun 10% karena zonder PPN.

So, sudah tanpa DP harga turun pula. Ini yang sepertinya membuat masyarakat tergiur untuk membeli properti sehingga permintaan dan penyaluran KPR tumbuh pesat. Kenaikan penyaluran KPR kemudian mendongrak pertumbuhan KK secara keseluruhan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular