Analisis

Selamat! 10 Saham Jawara Sebulan, Awas Harga Kemahalan Guys

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
27 May 2021 09:15
Aktivitas Perdagangan Bursa
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Mari kita bahas sedikit saham yang memiliki PER dan PBV tertinggi.

Apabila menilik data di tabel halaman sebelumnya, saham DMMX memiliki PER tertinggi, sementara MPPA mencatatkan rasio PBV paling gede. Selain PER yang tinggi, rasio PBV DMMX juga tergolong tinggi, berada di bawah MPPA.

Saham DMMX memiliki PER 261,68 kali, jauh di atas rule of thumb 10 kali. Adapun PBV DMMX sebesar 12,78 kali.

Memang, kinerja keuangan DMMX sepanjang 9 bulan pertama tahun lalu tergolong positif. Pendapatan DMMX melonjak 270,37% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 347,83 miliar per akhir September 2020. Laba bersih perusahaan pun melesat 236,15% menjadi Rp 24,80 miliar pada kuartal III tahun lalu.

Seiring kenaikan harga yang luar biasa akhir-akhir ini, saham DMMX masuk radar pemantauan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 19 Mei lalu, lantaran pergerakan saham di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA).

Saham emiten yang masuk ke dalam indeks IDX TECHNO ini sempat dikaitkan dengan artis danĀ public figureĀ ternama, Raffi Ahmad, beberapa waktu lalu.

Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI, DMMX tercatat bekerjasama dengan perusahaan milik Raffi Ahmad, artis yang biasa dijuluki 'Sultan Andara', untuk membentuk perusahaan patungan.

DMMX menggandeng RANS Entertainment (RANS), talent agency milik Raffi Ahmad, untuk membangun platform pemasaran media sosial digital dan pendirian joint venture (JV), PT DMMX Rans Digital (DIGIRANS). Perusahaan ini akan mengelola platform tersebut. DMMX memiliki 33,33% saham senilai Rp 300 juta.

Sementara, saham MPPA memiliki PER negatif sehingga tidak bisa dihitung. Untuk PBV, saham MPPA tergolong sangat mahal, yakni sebesar 46,88 kali.

Kenaikan saham MPPA sepanjang tahun ini didorong oleh sejumlah sentimen, mulai dari masuknya investor asing asal Singapura, Temasek, momentum bulan puasa dan lebaran, sampai yang terbaru soal masuknya decacorn penyedia jasa ride-hailing Gojek ke saham perusahaan.

Gojek masuk ke saham MPPA dengan membeli sebagian 4,76% saham yang sebelumnya dimiliki oleh sang induk MPPA, PT Multipolar Tbk (MLPL). Pada 11 Mei lalu, pihak Multipolar resmi mengumumkan masuknya Gojek ke MPPA lewat PT Pradipa Darpa Bangsa.

Informasi saja, sebanyak 99,996% saham Pradipa dipegang oleh PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, pemilik Gojek, dan sebesar 0,004% dipegang oleh PT Dompet Karya Anak Bangsa alias GoPay.

Mengenai kinerja keuangan, kinerja Matahari Putra Prima dalam 4 tahun belakangan tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Pasalnya, sejak 2017 MPPA terus mengalami rugi bersih.

Terbaru, pengelola Hypermartini membukukan rugi bersih Rp 405,31 miliar pada 2020. Angka ini berkurang 27% dari rugi bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp 552,68 miliar.

Adapun pada 2018 MPPA juga mencatatkan rugi, yakni sebesar Rp 898,27 miliar, sementara tahun 2017 emiten ini menanggung rugi Rp 1,24 triliun. Pendapatan usaha MPPA pun menyusut dari Rp 8,64 triliun pada 2019 menjadi Rp 6,75 triliun pada tahun lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular