Analisis
Selamat! 10 Saham Jawara Sebulan, Awas Harga Kemahalan Guys

Jakarta, CNBC Indonesia - Di saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merah selama sebulan terakhir, terdapat 10 saham yang mencatatkan kinerja yang moncer. Bahkan, salah satu di antaranya mampu 'terbang' setinggi 220% sepanjang Mei ini. Sementara, beberapa lainnya hampir menyentuh angka lonjakan 100%.
Namun, ada satu hal yang perlu dicermati dari melesatnya saham-saham tersebut, yakni soal valuasi saham.
Lantas, pertanyaannya, bagaimana dengan valuasi 10 saham tersebut?
Apakah harga saham-saham tersebut saat ini sudah sesuai dengan 'jeroan' keuangan perusahaan atau malah sudah kemahalan?
Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia akan membahas rasio harga saham-saham tersebut dengan menggunakan tilikan price earnings ratio (PER), rasio price book value (PBV).
PER merupakan metode valuasi yang membandingkan laba bersih per saham dengan harga pasarnya.
Semakin rendah PER maka biasanya perusahaan juga akan dianggap semakin murah. PER biasanya akan dianggap murah apabila rasio ini berada di bawah angka 10 kali.
Sementara, PBV adalah metode valuasi yang membandingkan harga saham suatu emiten dengan nilai bukunya. Biasanya perbankan memakai rasio ini mengingat memasukkan indikator aset.
Semakin rendah PBV, biasanya perusahaan akan dinilai semakin murah. Secara rule of thumb, PBV akan dianggap murah apabila rasionya berada di bawah angka 1 kali.
Berikut tabel yang berisi PER dan rasio PBV 10 saham top gainers dalam sebulan.
Berdasarkan tabel di atas, dari 10 saham yang diamati, 5 saham memiliki PER negatif. PER negatif menandakan emiten sedang mengalami rugi bersih.
Kelima saham tersebut ialah saham emiten teknologi yang menyediakan perangkat lunak dan perangkat keras platform untuk Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yakni Kioson (KIOS, dan Matahari Putra Prima (MMPA) atau pengelola Hypermart.
Kemudian, ada saham pengelola Sentul City (BKSL), saham emiten teknologi dan investasi Grup Lippo, Multipolar (MLPL), dan saham Grup Kresna KREN.
Lalu, tiga saham tercatat punya PER di bawah angka 10 kali, yakni duo saham baja, ISSP dan BAJA, serta saham emiten produsen tepung tapioka dan pemanis BUDI.
Lebih lanjut, dua saham memiliki PER yang luar biasa tinggi, mencapai lebih dari 200%, yakni bank Grup MNC BABP dan saham emiten yang bergerak di bidang pemasaran perdagangan digital DMMX.
Adapun, tiga saham memiliki rasio PBV yang di bawah angka 1 atau rule of thumb, yakni BKSL, ISSP dan BUDI. Kemudian, ada dua saham yang memiliki PBV jauh di atas angka 1, yakni DMMX dan MPPA.
NEXT: Yuk Dibahas Saham-sahamnya