
Gokil! Ada Saham yang Valuasinya Sampai Ribuan Kali

Jakarta, CNBC Indonesia - Para investor, terutama yang 'berkhidmat' di jalan value investing, biasanya berusaha mencari saham suatu perusahaan yang diproyeksikan bakal moncer ke depan, tetapi dengan valuasi yang masih murah saat ini alias undervalued.
Di sisi lain, ada deretan saham emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki valuasi yang sudah setinggi langit (overvalued). Lazimnya, ini karena euforia investor memborong saham tersebut yang membuat harga sahamnya meroket ke angkasa, kendati tidak dibarengi oleh peningkatan kinerja laba yang signifikan pula.
Tentu, ada banyak alasan di balik aksi jor-joran investor 'menggadaikan masa depan' demi keuntungan atawa capital gain saat ini yang pada gilirannya membuat valuasi harga suatu saham 'to the moon'.
Sebut saja, misalnya, karena ada story atau narasi indah terkait perusahaan tertentu yang bermunculan di suatu waktu tertentu yang membuat para investor terpesona tanpa begitu mengindahkan estimasi nilai intrinsik sahamnya.
Di bawah ini, Tim Riset CNBC Indonesia merangkum secara singkat 5 saham dengan valuasi termahal di semesta bursa saham domestik, terutama dari sisi rasio harga saham dibandingkan dengan laba per sahamnya.
Untuk menilik rasio valuasi Tim Riset CNBC Indonesia memakai dua metode, yakni price-to-earnings ratio (PER) dan price-to-book value (PBV) yang biasa digunakan sebagai analisis fundamental untuk menilai saham suatu emiten.
Secara sederhana, PER merupakan metode valuasi yang membandingkan laba bersih per saham dengan harga pasarnya.
Semakin rendah PER maka biasanya perusahaan juga akan dianggap semakin murah, Untuk PER biasanya secara rule of thumb akan dianggap murah apabila rasio ini berada di bawah angka 10 kali. Namun, perlu juga dibandingkan dengan rerata PER industri sejenis.
Sementara, PBV adalah metode valuasi yang membandingkan nilai buku suatu emiten dengan harga pasarnya.
Semakin rendah PBV biasanya perusahaan akan dinilai semakin murah. Secara rule of thumb, PBV akan dianggap murah apabila rasionya berada di bawah angka 1 kali.
Seperti PER, rasio PBV suatu saham emiten juga perlu dibandingkan dengan rerata PBV industri sejenis.
5 Saham dengan Valuasi Termahal
No | Emiten | Ticker | Harga Saham (Rp) | PER (x) | PBV (x) |
1 | Pratama Abadi Nusa Industri | PANI | 4200 | 1.271.02 | 42.29 |
2 | Indosterling Techomedia | TECH | 3870 | 1.191.66 | 86.49 |
3 | Transcoal Pacific | TCPI | 9700 | 607.21 | 34.16s |
4 | Bhakti Multi Arta | BHAT | 1005 | 603.99 | 9.51 |
5 | Capital Financial Indonesia | CASA | 580 | 353.84 | 4.70 |
Sumber: BEI, Refinitiv |Harga saham per 13 April 2022
Apabila menilik data di atas, kelima saham tersebut berasal dari sektor yang beragam, mulai dari consumer non-cyclicals, teknologi, energi, hingga, jasa keuangan.
Investor Melihat Raksasa di Balik PANI
Di posisi pertama, ada saham emiten produsen kaleng kemas PANI dengan nilai PER yang sangat tinggi, yakni 1.246,81 kali. Secara sederhana, ini mengindikasikan bahwa seorang investor rela merogoh kocek Rp 1.247 demi tiap Rp 1 laba per saham perusahaan saat ini.
Selain jauh di atas rule of thumb, dibandingkan PER industri yang sebesar 122,62 kali, PER PANI juga seakan sudah di 'planet lain'.
Sebenarnya, kalau mau ditilik secara historis, alasan PER saham PANI meroket terjadi seiring adanya kabar kabar resmi mayoritas saham PANI atau 80% dicaplok oleh PT Multi Artha Pratama, bagian dari 'raksasa' properti Tanah Air, Agung Sedayu Group pada awal Oktober 2021.
Singkat cerita, setelah sepanjang tahun harga saham PANI berada di kisaran Rp 100 - Rp 300-an/saham, tiba-tiba melonjak mulai 8 Oktober 2021. Saat itu, saham PANI sempat melonjak dan menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 25% sebanyak 6 hari beruntun.
Lonjakan tiba-tiba tersebut membuat pihak bursa melakukan suspensi (penghentian sementara) perdagangan saham PANI.
Kendati sempat mengalami aksi jual besar-besaran seiring investor 'mencairkan cuan' yang mereka dapat, saham PANI masih sanggup mencetak kenaikan harian yang luar biasa setelahnya, termasuk selama 18-25 Februari 2022 (dengan total lonjakan harga 125,6%).