
Intip Nih! 5 Saham dengan Valuasi 'Termurah'

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham dengan kinerja apik dan valuasi yang 'murah' menjadi salah satu idaman para investor. Ternyata, di indeks elite LQ45, terdapat deretan saham-saham oke punya yang masih undervalued.
Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia menyajikan daftar 5 saham penghuni indeks LQ45 dengan valuasi 'termurah' di antara lainnya. Indeks LQ45 sendiri dikenal sebagai saham-saham yang sangat likuid dengar kapitalisasi pasar besar dan ditopang oleh fundamental yang baik.
Untuk melihat rasio harga tersebut Tim Riset CNBC Indonesia menggunakan metode Price-to-Earnings Ratio (PER) yang biasa digunakan sebagai analisis fundamental untuk menilai saham suatu emiten, wajar, murah, atau kemahalan (overpriced).
PER merupakan metode valuasi yang membandingkan laba bersih per saham dengan harga pasarnya.
Semakin rendah PER maka biasanya perusahaan juga akan dianggap semakin murah, Untuk PER biasanya secara rule of thumb akan dianggap murah apabila rasio ini berada di bawah angka 10 kali. Bisa juga, rasio PER suatu saham dibandingkan dengan PER industrinya.
5 Saham LQ45 dengan Nilai PER terendah
Ticker | Emiten | PER (x) | Harga Terakhir (Rp) | Return YtD (%) |
ITMG | Indo Tambangraya Megah Tbk. | 4.62 | 28100 | 37.13 |
PTBA | Bukit Asam Tbk. | 5.46 | 3750 | 37.64 |
INKP | Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. | 5.56 | 3750 | -2.88 |
TKIM | Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. | 6.05 | 6900 | -8.64 |
MNCN | Media Nusantara Citra Tbk. | 6.24 | 990 | 10.56 |
Sumber: BEI, Refinitiv | Per 14 April 2022, pukul 09.50 WIB
Apabilia menilik data di atas, duo saham batu bara ITMG dan PTBA menjadi saham 'termurah' kendati harga sahamnya sudah melonjak tinggi.
Saham ITMG memiliki PER 4,62 kali dengan return kenaikan harga saham 37,13% sejak awal tahun.
Sementara, saham emiten pelat merah PTBA memiliki PER 5,46 kali. Saham PTBA telah melonjak 37,64% secara ytd.
Nilai PER yang masih 'murah' tersebut dapat diasalusulkan dengan kinerja laba per saham (komponen dalam perhitungan PER) kedua emiten tersebut yang melonjak seiring tokcernya rapor keuangan perusahaaan di tengah lonjakan harga batu bara dunia.
ITMG berhasil mengantongi laba bersih yang meroket hingga 1.105% yoy.
ITMG membukukan laba bersih sebesar US$ 475,57 juta pada 2021, naik signifikan dibandingkan dengan hanya US$ 39,47 juta pada 2020.
Sepanjang tahun lalu, pendapatan bersih ITMG tercatat US$ 2,08 miliar, tumbuh signifikan hingga 75,2% dibandingkan dengan US$ 1,18 miliar pada 2020.
Laba per saham ITMG naik menjadi US$ 0,43 pada 2021, dari tahun sebelumnya yang hanya US$ 0,04.
Meneruskan tradisi tahun-tahun sebelumnya, ITMG sendiri membagikan dividen dengan nilai jumbo tahun ini.
IMTG memutuskan membagikan 70% laba bersih perseroan pada 2021 dibagikan sebagai dividen final. Nilai dividen yang dibagikan sebesar US$ 332,9 juta atau setaradengan Rp 4,79 triliun.
Sementara, PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp 7,9 triliun pada 2021, tumbuh 231,4% secara yoy dibandingkan dengan Rp 2,39 triliun pada 2020.
Sepanjang 2021, pendapatan PTBA tercatat mencapai Rp 29,26 triliun, melonjak 68,9% dari Rp 17,3 triliun pada tahun sebelumnya.
Sama seperti ITMG, PTBA juga tergolong rajin membagikan dividen tunai setidaknya selama 5 tahun belakangan.
Selain duo batu bara, ada duo emiten kertas Grup Sinar Mas, INKP dan TKIM, yang memiliki PER rendah, yakni masing-masing 5,56 kali dan 6,05 kali.
Namun, berbeda dengan saham lainnya, kinerja saham keduanya masih tertekan sejak awal tahun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buat Modal Pekan Depan, Ini Daftar Saham PER Termurah!