IBC Bakal Bentuk 6 Perusahaan JV Produksi Baterai Hulu-Hilir

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
24 May 2021 12:25
foto/ Energy corner / CNBC Indonesia
Foto: foto/ Energy corner / CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Dari hasil pembentukan Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) industri baterai listrik Indonesia atau yang dikenal Indonesia Battery Corporation (IBC) sejak Maret 2021 lalu, akan ada setidaknya enam perusahaan patungan (Joint Venture) yang dibentuk ke depannya.

Ketua Tim Percepatan Baterai Kendaraan Listrik, Agus Tjahajana Wirakusumah, mengatakan enam perusahaan JV itu dibentuk untuk pengembangan baterai listrik terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir.

"Kami melihat bisnis dari hulu-hilir, paling tidak akan ada enam Joint Venture (JV) membangun industri baterai. Khususnya di hilir, akan menyuplai baterai untuk kendaraan roda empat atau roda dua, energy storage, dan kebutuhan PLN. Ini juga bagian untuk menekan CO2 di Indonesia," jelasnya dalam program Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (24/5/2021).

Enam perusahaan patungan itu akan bergerak mulai dari tambang nikel, hingga produk akhir di baterai listrik. Perusahaan JV ini akan dibentuk melalui anggota holding BUMN, mulai dari Holding BUMN Pertambangan yakni Mind ID, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero) yang juga bekerja sama dengan mitra konsorsium.

Agus juga bercerita soal keekonomian pembangunan pabrik baterai listrik di Indonesia. Menurutnya, proyek ini membutuhkan nilai investasi dan kapasitas pabrik yang besar.

Dengan pasar mobil dan atau motor listrik di domestik yang masih kecil saat ini, diharapkan pangsa ekspor bisa memenuhi nilai keekonomian pembuatan pabrik ini, sambil menunggu pasar mobil listrik dalam negeri bisa berkembang.

"Sehingga, pendapatan dari devisa juga bisa terangkat, sambil menyuplai pemenuhan dalam negeri. Ini pekerjaan bersama membesarkan pasar baterai listrik," jelasnya.

Sebelumnya, dia mengatakan saat ini pihaknya masih berkomunikasi dengan calon mitra, dan pada penghujung tahun ini bisa mulai melakukan uji kelayakan (feasibility study/ FS) dan pada tahun depan ditargetkan desain teknis tuntas, sehingga bisa mulai membangun pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL).

"Pabrik HPAL diharapkan bisa selesai dua tahun, akhir 2024 sudah terealisasi, sehingga kita bisa dapatkan komponen untuk proses selanjutnya, precursor dan katoda baterai," ungkapnya pada acara yang sama.

Agus melanjutkan, sampai 2030 IBC menargetkan membangun pabrik baterai minimal berkapasitas 30 Giga Watt hours (GWh) baterai. Selanjutnya, akan dikembangkan hingga berkapasitas 140 GWh.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IBC Ingin Jadi Pemain Baterai Dunia, Begini Caranya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular