Mobil Listrik Mengaspal, RI Hemat Devisa Rp 14,4 T di 2030
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
24 May 2021 10:12
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menargetkan akan menghemat devisa sekitar US$ 1 miliar per tahun atau sekitar Rp 14,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$) bila kendaraan listrik mulai membanjiri negara ini pada 2030.
Djoko Siswanto, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional, mengatakan perkiraan penghematan devisa itu dengan asumsi penghematan impor bahan bakar minyak (BBM) bila 13 juta motor listrik dan 2 juta mobil listrik beroperasi pada 2030.
"Pemerintah baru saja selesaikan draft final bagaimana bisa kurangi bahan bakar minyak, utamanya sepeda motor. Salah satunya yaitu melalui program percepatan 12 juta motor listrik di 2030 dan 2 juta mobil listrik di 2030. Ini bisa hemat impor BBM kita, akan kurangi juga devisa sekitar US$ 1 miliar rata-rata sampai 2030 kalau berhasil sesuai dengan target pemanfaatan kendaraan listrik," paparnya dalam program "Energy Corner, Special Edition New Energy" CNBC Indonesia, Senin (24/05/2021).
Dia mengatakan, sebanyak 50% dari kebutuhan BBM Indonesia disediakan melalui impor. Dewan Energi Nasional pun, lanjutnya, pernah melaporkan kepada Presiden bahwa sepeda motor menyerap 60% BBM terutama untuk jenis bensin dengan nilai oktan (Research Octane Number/ RON) 88 atau Premium dan bensin dengan RON 90 atau Pertalite, di Pulau Jawa.
Namun di sisi lain, imbuhnya, ada sembilan produsen motor listrik di Indonesia yang menjual motor listrik dengan harga yang tak berbeda jauh dengan motor berbasis BBM, yakni sekitar Rp 16 juta.
"Nah alhamdulillahm setelah bertemu Menhub (Menteri Perhubungan) dalam waktu dekat, Gojek, Grab dan kendaraan umum lainnya di mana bus prioritas utama akan menggunakan kendaraan listrik, ini bisa hemat impor BBM, devisa juga yang saya sebutkan 2 juta mobil dan 13 juta motor listrik," tuturnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mimpi RI soal Mobil Listrik: Harga Murah & Garansi 10 Tahun
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular