Mobil Listrik Ngaspal, RI Bisa Tekan Impor BBM 23 Juta Barel

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
15 February 2023 21:10
Kilang
Foto: Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia diperkirakan bisa mengurangi jumlah impor Bahan Bakar Minyak (BBM) bila kendaraan listrik (Electric Vehicle/ EV) mulai ramai digunakan di Tanah Air.

Indonesia Battery Corporation (IBC), Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Baterai, memperhitungkan bahwa Indonesia bisa memangkas impor BBM hingga 23 juta barel bila penggunaan kendaraan listrik marak digunakan pada 2035 mendatang.

Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengungkapkan bahwa perkiraan penurunan impor BBM 23 juta barel tersebut dengan asumsi sebanyak 10 juta barel BBM bisa berkurang dari pengalihan mobil konvensional ke mobil listrik dan sebanyak 13 juta barel BBM berkurang dari pemakaian motor listrik dari motor konvensional.

Pihaknya memperkirakan sebanyak 12 juta motor listrik dan 1 juta mobil listrik bakal mengaspal di RI pada 2035 mendatang.

"Jumlah efisiensi konsumsi BBM, jadi jumlah impor yang bisa diturunkan cukup signifikan kalau kita jumlahkan kedua angkanya (mobil dan motor) ini bisa setara hampir 23 juta barel impor BBM yang bisa kita hemat," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (15/2/2023).

Selain itu, dia mengatakan sisi emisi karbon juga bisa berkurang dari penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Toto menyebut, penggunaan EV di Indonesia pada 2035 mendatang bisa mengurangi emisi karbon hingga 8%.

"Selain jumlah impor BBM kita, dari segi emisi turunnya cukup drastis dengan perhitungan ini bisa mengambil sekitar 7% atau 8% dari emisi CO2 kita ke udara," tambahnya.

Toto menilai, penghematan dari sisi impor BBM dan pengurangan emisi karbon menjadi dua hal yang sangat penting. Sehingga menurutnya, Indonesia perlu lebih masif lagi dalam percepatan penggunaan kendaraan listrik dalam negeri.

"Jadi ini dua hal yang sangat penting bagi Indonesia. Kita melakukan transisi energi ke mobil dan motor berbasis EV battery," tandasnya.

Seperti diketahui, pemerintah terus berambisi untuk menggenjot terciptanya ekosistem mobil listrik yang mencakup beberapa aspek, dimulai dari baterai hingga kendaraan listrik itu sendiri.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto sempat mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkali kali menyampaikan bahwa pemerintah tidak melihat program hilirisasi sebagai project by project, melainkan sebagai sebuah program bersama untuk menciptakan ekosistem mobil listrik mulai dari pengolahan nikel, aluminium, tembaga dan seterusnya.

"Baterai listriknya akan dipakai untuk mobil listrik, itu kita undang investor mobil listriknya masuk ke Indonesia gitu, jadi targetnya ya kita bikin ekosistem baterai dan mobil listrik di Indonesia," ujar Seto dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Jumat (3/2/2023).

Dengan begitu, Seto berharap Indonesia bisa menjadi salah satu eksportir mobil listrik dunia. Paling tidak untuk kawasan di Asia Tenggara - Australia.

"Targetnya itu. Jadi kita nggak bicara project by project. Jadi, ok kita stop ekspor di bauksit kita stop ekspor nanti di konsentrat tembaga ini semua kita satukan gitu jadi ekosistem industri yang tadi bukan hanya carbon footprint yang rendah tapi juga bisa kompetitif gitu di pasar," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiru Thailand-Korea, Harga Mobil Listrik RI Bakal Didiskon?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular