Yield SBN Kembali Naik di Tengah Penurunan Yield US Treasury

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
21 May 2021 18:34
US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, CNBCIndonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup melemah pada perdagangan Jumat (21/5/2021) pekan ini, di tengah penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) jelang rilis data aktivitas manufaktur dan jasa AS.

Mayoritas SBN acuan kembali dilepas oleh investor pada hari ini, ditandai dengan kenaikan yield-nya. Hanya SBN bertenor 3 tahun dan 15 tahun yang hari ini dikoleksi oleh investor dan mengalami penurunan yield.

Yield SBN berjatuh tempo 3 tahun dengan seri FR0039 turun sebesar 0,6 basis poin (bp) ke level 4,937% dari sebelumnya di level 4,943%. Sedangkan SBN bertenor 15 tahun dengan kode FR0088 juga turun sebesar 2,4 bp ke level 6,325%.

Sementara itu, yield SBN bertenor 10 tahun dengan kode FR0087 yang merupakan acuan obligasi negara kembali naik 2,9 bp ke posisi 6,519%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Dari AS, yield obligasi pemerintah AS (Treasury) bertenor 10 tahun yang merupakan obligasi pemerintah acuan dibuka turun sebesar 4,5 bp ke level 1,618% pada pembukaan perdagangan Jumat pagi waktu AS.

Imbal hasil Treasury tenor 10 tahun telah menurun kembali setelah melompatan secara singkat ke level 1,68% pada Rabu (19/5/2021) lalu, menyusul rilis risalah rapat kebijakan dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) mengisyaratkan akan mempertimbangkan untuk membahas rencana untuk mengurangi pembelian aset (quantitative easing/QE) jika ekonomi terus pulih dengan cepat.

Namun, The Fed sementara ini masih berpegang teguh tak mengubah sikapnya dan mengatakan bahwa ia melihat kenaikan inflasi hanya bersifat sementara. Sementara itu pada hari ini di AS, data aktivitas manufaktur dan jasa Negeri Paman Sam awal periode Mei 2021 akan dirilis pada pagi hari ini waktu AS.

Walaupun yield Treasury masih mengalami penurunan, namun untuk yield SBN pada hari ini masih cenderung dilepas karena investor masih merespons dari data neraca dagang RI yang kembali positif pada April 2021. Apalagi yield SBN sudah menurun selama tiga pekan beruntun, membuat investor mulai melepaskan kepemilikannya di SBN.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis kemarin melaporkan, ekspor RI pada April 2021 mencapai US$ 18,48 miliar atau naik 51,94%, sementara angka impor US$ 16,29 miliar atau naik 29,93%. Dengan ini maka surplus terjadi pada neraca dagang mencapai US$ 2,19 miliar. Surplus ini sudah terjadi dalam 12 bulan beruntun. 


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sambut Stimulus AS dan 'Deal' Brexit, Harga SBN Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular