Sambut Stimulus AS dan 'Deal' Brexit, Harga SBN Menguat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 December 2020 18:24
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Senin (28/12/2020) mayoritas ditutup menguat, setelah sentimen positif hadir di negara-negara Barat.

Mayoritas SBN hari ini ramai dikoleksi oleh investor, kecuali SBN berseri FR0061 dengan tenor 1 dan SBN seri FR0067 berjatuh tempo 25 tahun yang hari ini cenderung dilepas oleh investor.

Dilihat dari imbal hasilnya (yield), hampir semua SBN mengalami penurunan yield, tetapi tidak untuk yield SBN seri FR0061 yang naik 26,8 basis poin (bp) ke level 4,192% dan yield SBN seri FR0067 yang naik 0,4 basis poin ke 7,325%

Sementara itu, yield SBN seri FR0082 dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara turun 6 basis poin ke level 6,037% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Harga SBN kembali menguat setelah Presiden AS, Donald Trump menyetujui Undang-undang (UU) anggaran negara tahun fiskal 2021 yang bernilai US$ 2,3 triliun. Pemerintah AS pun terhindar dari penutupan sementara (shutdown).

Sebelumnya, Trump ogah membubuhkan tanda tangannya pada RUU tersebut karena nominalnya yang terlalu kecil. Kongres menyepakati Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai US$ 600 sementara Trump ingin di US$ 2.000.

Namun sepertinya sikap 'keukeuh' Trump tidak bertahan lama. Dihadapkan pada risiko shutdown,Trump bersedia menandatangani UU yang ada di mejanya, Risiko shutdown pemerintahan AS kini bisa dihapus dari daftar. Investor pun bersiap untuk bermain agresif dan memburu instrumen investsi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Sentimen berikutnya yakni masih kabar positif, tercapainya kesepakatan Inggris dan Uni Eropa. Pada 1 Januari 2021, masa transisi 'perceraian' Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) akan berakhir dan harus ada kesepakatan untuk menentukan masa depan perdagangan di antara keduanya.

"Kesepakatan sudah tercapai. Kita kembali memegang kendali atas arus uang, perbatasan, hukum, perdagangan, dan perairan. Kesempatan ini sangat fantastis, mencakup bebas bea masuk dan bebas kuota perdagangan dengan Uni Eropa," ungkap seorang sumber di kantor Perdana Menteri Inggris, seperti dikutip dari Reuters.

Kata sepakat dari London dan Brussels mengakhiri 'drama' Brexit yang terjadi bertahun-tahun. Satu ketidakpastian besar kini bisa dicoret dari daftar, tentu sebuah perkembangan yang melegakan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular