Rupiah Sudah Lesu 2 Hari Beruntun, Jangan ada yang Ketiga!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 May 2021 09:15
Financial Markets Wall Street
Ilustrasi Bursa Saham AS (AP/Courtney Crow)

Mood investor terangkat berkat data ketenagakerjaan terbaru di Negeri Paman Sam. Pada pekan yang berakhir 15 Mei 2021, jumlah klaim tunjangan pengangguran turun 34.000 menjadi 444.000. Lebih rendah ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan di 450.000 sekaligus menjadi yang terendah sejak pertengahan Maret 2020.

Memang masih jauh dibandingkan kondisi pasar tenaga kerja yang sehat yaitu klaim tunjangan pengangguran di kisaran 200.000-250.000. Namun perlahan tetapi pasti, pasar tenaga kerja mulai pulih ke masa sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

"Data ini menggambarkan bahwa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) berkurang dan dunia usaha mulai kembali merekrut karyawan. Permintaan terhadap tenaga kerja meningkat sementara pasokan tenaga kerja menurun," kata Conrad DeQuadros, Senior Economic Advisor di Brean Capital yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.

Kini sudah sekitar sepertiga populasi AS mendapatkan vaksin anti-virus corona. Perkembangan ini membuat pemerintahan Presiden Joseph 'Hoe' Biden mulai membuka 'keran' aktivitas dan mobilitas masyarakat.

Mereka yang sudah divaksin boleh beraktivitas di luar ruangan tanpa mengenakan masker. Pun untuk aktkvitas di dalam ruangan, sudah bisa melepas masker.

Berbagai sektor usaha yang awalnya ditutup kini sudah bisa beroperasi, misalnya restoran dan bar. Bahkan pengusaha mengaku mulai kesulitan mencari karyawan.

Oleh karena itu, sepertinya prospek ekonomi Negeri Adidaya bakal cerah. Bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta dalam laman GDPow memperkirakan ekonomi Negeri Stars and Stripes pada kuartal II-2021 tumbuh 10,1% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized).

Investor pun bersemangat karena harapan akan kebangkitan ekonomi selepas pandemi bukan pepesan kosong tetapi nyata adanya. Aset-aset berisiko pun diburu sehingga mendongrak Wall Street.

Sebaliknya, aset aman seperti dolar AS cenderung ditinggalkan. Pada pukul 08:03 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,04%. So, wajar saja rupiah mampu menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular