Warga AS Boleh Tak Pakai Masker Usai Divaksin, Kalau RI?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
15 May 2021 16:15
People enjoy their time in a wave swinger Friday, May 14, 2021 at Chicago's Navy Pier. The U.S. Centers for Disease Control and Prevention eased its guidelines, saying fully vaccinated people can resume activities without wearing masks. (AP Photo/Shafkat Anowar)
Foto: AP/Shafkat Anowar

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan bahwa setiap warga Paman Sam yang sudah menjalani proses vaksinasi dapat kembali beraktivitas tanpa mengenakan masker, bahkan menjaga jarak.

Keputusan tersebut tentu menuai banyak pertanyaan di kalangan masyarakat dunia, terutama apakah kebijakan itu bisa diterapkan di berbagai negara atau tidak, tak terkecuali Indonesia.

Jadi, apakah masyarakat Indonesia yang sudah menerima vaksinasi dapat kembali hidup normal tanpa adanya adanya embel-embel masker maupun menjaga jarak satu sama lain?

Guru Besar FK UI Tjandra Yoga Aditama menjelaskan secara rinci bagaimana kebijakan AS berdasarkan bukti ilmiah. Eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara itu menyebut ada lima hal yang mendasari kebijakan itu.

"Kalau ditelaah lebih lanjut, yang dimaksud sebagai 'sudah divaksin secara penuh' adalah hanya kalau sudah 2 minggu sesudah penyuntikan dosis ke 2 vaksin Pfizer atau Moderna atau 2 minggu sesudah penyuntikan dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson," kata Tjandra dalam keterangan resmi, Sabtu (15/5/2021).

"Kalau di luar itu maka dianggap belum divaksin secara penuh dan tetap harus pakai masker dan menjaga jarak. Kita ketahui bahwa vaksin yang sekarang digunakan di negara kita adalah Sinovac dan Astra Zeneca serta juga sudah ada izin EUA BPOM untuk vaksin Sinopharm, yang tentu saja mungkin saja di perluas ke jenis-jenis lain di masa datang," jelasnya.

Tjandra mengatakan cakupan vaksinasi ASsudah cukup besar. Data per hari ini menunjukkan, ada sekitar 268 juta dosis vaksin Covid-19 yang telah disuntikkan pemerintah AS.

"Data kemarin 14 Mei 2021 menunjukkan bahwa sekitar 155.3 juta orang di negara itu sudah menerima vaksinasi sedikitnya satu kali, dan sekitar 120,3 juta orang sudah divaksinasi lengkap dua kali dengan vaksin Pfizer dan juga Moderna serta satu kali dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson," katanya.

"Jadi, di Amerika Serikat sampai 14 Mei sudah ada lebih dari 59% penduduk yang divaksin setidaknya satu kali. Target Presiden Joe Biden adalah 70% orang dewasa sudah akan di vaksin pada 4 Juli mendatang. Saat ini setiap harinya dilakukan penyuntikan 1,95 juta dosis vaksin seharinya di Amerika Serikat, dan bahkan disana pernah sampai 3,38 juta dosis sehari pada 13 April 2021 yang lalu," jelasnya.

Selain itu, sambung dia, ada juga faktor pola kecenderungan epidemiologi tentang naik atau turunnya jumlah kasus dan kematian di AS. Tjandra mengatakan, keputusan AS memperbolehkan warganya tidak mengenakan masker juga sebagai upaya untuk memotivasi masyarakat untuk divaksin.

"Dua minggu yang lalu saya juga mengikuti suatu pertemuan internasional tentang vaksin Covid-19 dan teman dari salah satu negara bagian di Amerika Serikat menceritakan bagaimana upaya mereka untuk mengajak masyarakat disekitar RS nya untuk divaksin," jelasnya.

"Tentu mungkin saja ada pertimbangan ke lima, yang menyangkut "social determinant of health"," sambungnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid-19 Indonesia Naik Lagi,Warga Diimbau Pakai Masker

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular