
'Kebakaran' Makin Luas, Giliran Bursa Eropa Merah Membara!

Jakarta, CNBC Indonesia - Diawali di Wall Street, 'kebakaran' di bursa saham dunia terus menjalar. Bursa saham Asia sudah, kini giliran Eropa yang merah membara.
Pada Kamis (13/5/2021) pukul 15:13 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Benua Biru:
Semua berawal di New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup merosot 1,99%. Sementara S&P 500 ambles 2,14% dan Nasdaq Composite ambrol 2,67%.
Penyebabnya adalah laju inflasi di Amerika Serikat (AS) yang semakin terakselerasi. Pada April 2021, Kementerian Perdagangan AS melaporkan laju inflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) adalah 0,8%. Ini adalah yang tertinggi sejak Juni 2009.
Sementara secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi Negeri Paman Sam berada di 4,2%. Ini adalah yang tertinggi sejak September 2008.
Inflasi disebabkan oleh permintaan konsumen yang membludak seiring Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden dan masifnya vaksinasi anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Namun di sisi lain, dunia usaha belum siap sehingga produksi masih terbatas. Akibatnya ya harga pasti naik, inflasi namanya,
"Ini adalah tanda bahwa kita punya masalah inflasi. Dunia usaha punya kemampuan untuk meningkatkan kapastias, hanya butuh waktu untuk membuatnya kembali normal," kata Robert Barbera, Direktur di Johns Hopkins University Center for Financial Economics, seperti dikutip dari Reuters.