'Hantu' Inflasi Bikin Wall Street Terguncang, Ambles 2% Lebih

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
13 May 2021 06:08
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, rontok merespons data inflasi di negara dengan kekuatan ekonomi terbesar tersebut. Angka inflasi AS ini dikhawatirkan para investor akan membuat The Federal Reserve (The Fed) membuat perubahan kebijakan moneter secara tiba-tiba. 

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 2% menjadi 33.587,66 atau kehilangan sekitar 680 poin. Indeks S&P 500 turun 2,1% menjadi 4.063,04, dan Indeks Komposit Nasdaq 2,7%  menjadi 13.031,68.

Kekhawatiran kenaikan harga-harga menjadi perhatian kalangan investor dalam beberapa pekan terakhir. Ketakutan utama adalah lonjakan harga akan menyebabkan The Fed mengeluarkan kebijakan ketat dan hal itu mengguncang pasar.

Departemen Tenaga Kerja melaporkan Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 4,2% pada April 2021 dibandingkan dengan April 2020, jauh di atas ekspektasi, menurut data Departemen Tenaga Kerja.

Sepertiga dari kenaikan CPI bulan ke bulan disebabkan oleh lonjakan harga mobil dan truk bekas sebesar 10%. Tiket pesawat juga naik secara signifikan dari Maret, tanda lain pemulihan setelah kelemahan terkait pandemi.

Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities, mengatakan harga di banyak area ini harus dinormalisasi begitu lebih banyak pasokan tersedia.

"Yang terjadi, akhirnya, harga tinggi menetapkan harga tinggi," kata Hogan. "Itu hanya berarti bahwa ketika harga menjadi terlalu tinggi, ada respons pasokan, dan respons pasokan mungkin memakan waktu cukup lama tetapi pasti akan datang."

The Fed mengatakan melihat lonjakan harga ini sebagai sementara dan tidak memerlukan perubahan dalam kebijakan moneter.

Tapi "pasar mengatakan tidak mungkin Fed dapat melihat angka-angka ini dan tidak menyesuaikan kebijakan moneter, dalam jangka waktu yang lebih cepat dari yang kami antisipasi," kata Hogan.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Diramal Akan Liar Beberapa Hari ke Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular