
Mata Uang Asia Mayoritas Kalah Dengan Dolar AS Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar mata uang Asia pada perdagangan Rabu (12/5/2021) terpantau tak kuat melawan dolar Amerika Serikat (AS)
Won Korea Selatan menjadi yang paling terburuk melawan sang greenback. Hanya dolar Hong Kong, dan peso Filipina yang menguat terhadap greenback.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang Benua Kuning pada perdagangan hari ini:
Setelah sempat terpuruk dalam beberapa hari terakhir, dolar AS hari ini kembali menunjukkan pesonanya dan berhasil mengalahkan mata uang Benua Kuning.
Sebelumnya, dolar AS sempat melemah ke level terendah dalam 25 tahun terakhir. Hal tersebut terlihat dari nilainya di cadangan devisa secara global yang terus menurun.
Data dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menunjukkan porsi cadangan devisa dalam bentuk dolar AS yang dimiliki bank sentral di seluruh dunia turun menjadi 59% di kuartal IV-2020 sebesar US$ 7,005 triliun.
Di kuartal sebelumnya, porsi dolar AS dalam cadangan devisa sebesar 60,5%, artinya mengalami penurunan 1,5%. Sementara di kuartal IV-2019, porsi dolar AS sebesar 60,7%.
Para analis menyebutkan penurunan porsi tersebut akibat kompetisi dengan mata uang lainnya yang digunakan bank sentral dalam transaksi internasional.
Menurut IMF, sejak adanya mata uang 19 negara, euro, pada tahun 1999, hingga akhir 2020 lalu, porsi dolar AS sudah merosot sebesar 12%. Euro sendiri porsinya di cadangan devisa dunia pada penghujung 2020 naik menjadi 21,24% sebesar US$ 2,521 triliun. Meski demikian sejak kemunculanya tahun lebih dari 20 tahun lalu, porsi euro di cadangan devisa naik turun di kisaran 20%.
Mata uang lainnya yang mulai menanjak porsinya yakni yuan China. Meski masih jauh di bawah dolar AS, porsi yuan di kuartal IV-2020 yakni 2,25% sebesar US$ 267,5 miliar. Dalam 4 tahun terakhir, porsi tersebut sudah bertambah dua kali lipat. Pada kuartal IV-2016, porsi yuan di cadangan devisa global hanya 1,07%.
Fluktuasi nilai tukar mata uang menjadi salah satu yang menentukan porsinya di cadangan devisa dunia. Menurut rilis dari IMF, ketika dolar AS melemah maka porsinya di cadangan devisa juga menurun.
![]() |
Tetapi dalam 20 tahun terakhir indeks dolar AS (garis hitam grafik di atas) sebenarnya tidak banyak berubah, tetapi dalam jangka pendek (kuartalan) terjadi fluktuasi yang membuat porsinya di cadangan devisa naik turun.
Fluktuasi nilai tukar tersebut berkontribusi sebesar 80% dari naik turunnya porsi cadangan devisa, sementara 20% sisanya mencerminkan aktivitas beli atau jual bank sentral dunia.
Jika dilihat dalam 20 terakhir indeks dolar AS cenderung tidak banyak berubah, sementara porsinya di cadangan devisa (garis biru) terus menurun. Hal tersebut mengindikasikan bank sentral secara bertahap mengurangi ketergantungannya terhadap dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mata Uang Asia Menang Telak dari Dolar AS, Tapi Yen Kalah