Kapitalisasi Pasar Rp 100 T

Market Cap Unilever Drop Rp 18 T, Ditikung Astra! BCA Teratas

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
10 May 2021 12:10
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Pada pekan lalu, pasar nasional masih didera kekhawatiran seputar penyebaran virus Covid-19 dari India, yang dikabarkan telah memicu penghentian aktivitas publik (lockdown) di Malaysia dan pengetatan aktivitas di Singapura.

Beberapa laporan juga menyebutkan warga negara India telah masuk ke Indonesia, baik dengan pesawat udara maupun laut. Kapal yang bersandar dari India di Riau diketahui dikemudikan oleh kapten dan awak kapal yang positif mengidap Covid-19.

Di sisi lain, pelaku pasar masih mencermati adanya ekspektasi mulai adanya pengetatan kebijakan moneter dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), sebagaimana diserukan oleh Menteri Keuangan Janet Yellen.

Kebijakan moneter ketat, berupa kenaikan suku bunga acuan dan pengurangan kebijakan pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE) berpeluang besar memicu capital outflow yang akan menekan aset keuangan dalam negeri mulai dari saham, obligasi hingga nilai tukar rupiah.

Kekhawatiran tersebut meningkat setelah Yellen menilai bahwa suku bunga acuan seharusnya dinaikkan untuk mencegah ekonomi AS kepanasan. "Ini bukan sesuatu hal yang saya prediksikan atau rekomendasikan," tuturnya.

Bank sentral AS juga mulai menjajaki peluang tersebut seperti yang disebutkan oleh Vice Chairman The Fed, Richard Clarida kepada CNBC International, yang menyebutkan bahwa perlu ada kemajuan tambahan selain pembaikan angka tenaga kerja di AS, dan kemudian bank sentral akan mengurangi kebijakan moneter longgar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular