Terkuak! Multistrada Buka-bukaan Kenapa Batal Delisting

tahir saleh, CNBC Indonesia
10 May 2021 10:50
corsa multistrada.co.id
Foto: multistrada.co.id

Jakarta, CNBC IndonesiaPertanyaan berkaitan dengan alasan batal delisting-nya PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) dari Bursa Efek Indonesia (BEI) ramai mengemuka dalam paparan publik insidentil (public expose insidentil) perusahaan yang digelar pada Jumat (7/5/2021) pekan lalu.

Sejumlah pemegang saham mempertanyakan alasan pembatalan rencana perusahaan menjadi perusahaan private (go private). Dalam forum tersebut, manajemen menjelaskan pihaknya masih mengevaluasi di internal perusahaan.

"Tapi kami memang memiliki keyakinan bahwa integrasi dengan Grup Michelin itu bisa difasiitasi lebih baik jika perusahaan diubah menjadi perusahaan tertutup," tulis manajemen MASA, dalam hasil paparan publik yang disampaikan kepada BEI, dikutip Senin (10/5/2021).

Saat itu salah satu pemegang saham ritel bertanya, "saya sudah mempelajari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan [POJK] yang dijadikan alasan batalnya go private MASA, tapi saya tidak melihat ada hal krusial bagi MASA untuk membatalkannya. Tolong dijelaskan secara gamblang masalahnya apa?"

Manajemen MASA pun menjawab, "setelah melihat pertimbangan hukum dan perkembangan regulasi terkini, akhirnya kami memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana go private."

"Memang keputusannya tidak mudah karena kita harus berkonsultasi dengan pemegang saham pengendali, tetapi kita masih terus melihat perkembangan situasinya," kata manajemen lagi.

Terkait dengan refloat atau melepas kembali saham ke publik, manajemen menjelaskan hal-hal terkait dengan pemenuhan kewajiban untuk refloat saat ini sedang diskusi dengan pemegang saham.

"Controlling shareholders atau pemegang saham pengendali dalam hal ini Compagnie Generale Des Etablissement Michelin (CGEM). Kami akan berencana menginformasikan lebih lanjut ke BEI dan OJK jika sudah ada update lebih lanjut."

"Kami sebenarnya masih melakukan proses evaluasi internal dan sebenarnya kami memang meyakini bahwa integrasi bisnis dengan grup itu sangat diperlukan dan akan mempermudah operasi bisnis. Tapi dengan pertimbangan-pertimbangan yang berkembang dalam beberapa waktu terakhir, kami putuskan untuk saat ini yang terbaik adalah untuk tidak melanjutkan rencana delisting dan go private.

Terkait dengan suspensi saham agar dibuka, manajemen MASA menegaskan keputusan pembukaan kembali perdagangan saham MASA akan ditentukan oleh BEI. Ini juga salah satu hal yang MASA konsultasikan dengan BEI. Salah satu syarat supaya perdagangan saham bisa dibuka kembali adalah Multistrada sebelumnya harus melakukan public expose insidental ini.

Adapun target kinerja 2021, manajemen masih mengantisipasi performa bisnis perusahaan sesuai dengan pertumbuhan pasar yang tentu saja semakin baik.

"Untuk kuartal pertama kami cukup puas dengan hasil sejauh ini karena ada pertumbuhan permintaan yang sangat positif terutama dari market ekspor dan juga lokal market suda mulai membaik dibandingkan dengan tahun lalu," tulis manajemen MASA.

Rabu pekan lalu (5/5), emiten produsen ban Grup Michelin asal Prancis ini memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana voluntary delisting dan go private atau keluar dari BEI secara sukarela dan menjadi perusahaan swasta non terbuka.

Pembatalan delisting itu diputuskan pemegang saham berdasarkan pertimbangan perkembangan regulasi terkini, termasuk ketentuan mengenai perubahan status perusahaan terbuka menjadi perusahaan swasta sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/POJK 03/2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan di Sektor Pasar Modal, serta arahan yang diterima oleh perusahaan dalam korespondensi dengan OJK.

"Perseroan secara terus menerus mengevaluasi rencana bisnisnya dan akan menginformasikan kepada OJK dan BEI sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku jika di kemudian hari perseroan memutuskan untuk melakukan voluntary delisting dan go private," tulis manajemen MASA.

Manajemen menegaskan, perseroan saat ini sedang berdiskusi dengan pemegang saham pengendali sehubungan dengan pemenuhan kewajiban refloat (terkena kewajiban melepas saham kembali ke publik) yang jatuh tempo pada 22 Mei 2021.

Awalnya perusahaan eks milik pengusaha Pieter Tanuri ini memang berencana delisting dan tak menjadi perusahaan publik lagi.

Pertimbangan awalnya yakni perusahaan beroperasi dalam bisnis ban yang kompetitif sebagai bagian dari Grup Michelin. Grup Michelin menjalankan bisnis globalnya secara terpusat dan terintegrasi untuk mendapatkan manfaat efisiensi penuh dari bisnisnya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dicaplok Michelin, Multistrada Mau Delisting dari Bursa RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular