
Yield Treasury Turun Lagi, Harga SBN Kembali Menguat

Jakarta, CNBCIndonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup menguat pada perdagangan Kamis (6/5/2021), di tengah tren penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (5/5/2021) waktu setempat.
Mayoritas SBN acuan kembali ramai dikoleksi oleh investor, ditandai dengan penurunan imbal hasilnya (yield). Hanya SBN bertenor 5 tahun yang yield-nya mengalami kenaikan pada hari ini, di mana yield SBN berkode FR0081 tersebut naik sebesar 1,5 basis poin (bp) ke level 5,533% dari sebelumnya di level 5,518%.
Sementara, yield SBN bertenor 10 tahun dengan kode FR0087 yang merupakan acuan obligasi negara yang sebelumnya sempat naik, pada hari ini kembali turun sebesar 2,2 bp ke posisi 6,455%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Dari Amerika Serikat (AS), berdasarkan data dari situs World Government Bond, yield obligasi pemerintah AS pada Rabu (5/5/2021) waktu AS kembali turun sebesar 1,8 basis poin ke level 1,571% dari sebelumnya di level 1,589%.
Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tiga bulan pertama 2021 mengalami kontraksi (minus) 0,96% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), ekonomi Indonesia terkontraksi 0,74%.
Realisasi ini tidak jauh dari ekspektasi pasar, bahkan sedikit lebih baik. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan PDB turun 1,09% qtq, sementara secara tahunan diperkirakan terjadi kontraksi 0,87% yoy.
Dengan demikian, kontraksi PDB Indonesia genap terjadi selama empat kuartal beruntun. Artinya, Indonesia masih terjebak di 'jurang' resesi ekonomi. Meski demikian, dengan kontraksi yang lebih baik dari prediksi, kebangkitan ekonomi di kuartal II-2021 tentunya berpeluang lebih tinggi dari prediksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vaksin Sinovac Tiba di RI, Harga SBN Melemah Usai Rilis Cadev
