Vaksin Sinovac Tiba di RI, Harga SBN Melemah Usai Rilis Cadev

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
07 December 2020 18:22
Business adviser analyzing financial figures denoting the progress in the work of the company.
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Senin (7/12/2020) kompak ditutup melemah, setelah vaksin corona (Covid-19) buatan Sinovac yang juga di uji klinis di dalam negeri dan dipesan akhirnya tiba di Tanah Air kemarin malam.

Seluruh tenor SBN hari ini cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan imbal hasil (yield) yang kompak mengalami kenaikan. Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara naik 4 basis poin ke level 6,238% pada hari ini.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang turun. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Harga SBN mengalami pelemahan karena kabar positif dari vaksin Covid-19 besutan Sinovac yang telah sampai di Tanah Air pada malam kemarin. Hal itu membuat investor yang sebelumnya cenderung 'bermain aman' di SBN kembali 'berani' berinvestasi di pasar saham. 

Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin yang diangkut menggunakan pesawat milik maskapai PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), dengan jenis Boeing 777-300ER tersebut mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pukul 21.25 WIB pada Minggu (6/12/2020). Kehadiran vaksin Covid-19 di Tanah Air tersebut pun mendapat sambutan dari RI-1 Joko Widodo(Jokowi).

"Saya ingin menyampaikan satu kabar baik, hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid, vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung dari Agustus lalu," kata Jokowi dalam siaran persnya kemarin.

Sebanyak 1,8 juta dosis akan tiba awal Januari 2021. "Selain vaksin dalam bentuk jadi, bulan ini akan tiba 15 juta dosis vaksin dan Januari 30 juta dosis dalam bentuk bahan baku yang akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma," tambah Jokowi.

Dalam sambutannya Jokowi juga menyampaikan penggunaan vaksin ini menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Selain itu, data cadangan devisa (cadev) RI pada November 2020 juga membuat investor melepas SBN pada hari ini. Cadev Indonesia kembali mengalami penurunan di bulan November, meski tipis. Namun, jika melihat ke belakang cadev sudah mengalami penurunan dalam 3 bulan beruntun.

Pada Senin (7/12/2020), Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa hingga akhir bulan lalu sebesar US$ 133,6 miliar. Turun US$ 100 juta dibandingkan Oktober 2020 yaitu US$ 133,7 miliar.

Dalam 2 bulan sebelumnya, cadev mengalami penurunan US$ 1,7 miliar dan US$ 1,8 miliar. Sementara di bulan Agustus, cadev mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 137 miliar. Pembayaran utang pemerintah masih menjadi pemicu penurunan cadev di bulan November.

Penurunan cadev secara teoritis menjadi sentimen buruk bagi investor pemegang SBN, karena bisa memicu pelemahan rupiah yang membuat return SBN menjadi kurang menarik bagi investor global ketika menukarkannya ke dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular