
'Tsunami' Corona di India Bikin Rupiah & Mata Uang Asia Gugur

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah bersama mata uang utama Asia lainnya melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (3/5/2021). India yang dilanda "tsunami" penyakit virus corona (Covid-19) membuat sentimen pelaku pasar memburuk dan mata uang Asia berguguran.
Melansir data Refintiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan Rp 14.440/US$. Setelahnya, rupiah melemah hingga 0,21% ke Rp 14.470/US$. Rupiah berhasil memangkas pelemahan dan berada di Rp 14.445/US$ di penutupan perdagangan, melemah tipis 0,03%.
Dengan pelemahan tersebut, kinerja rupiah bisa dikatakan cukup bagus melihat mata uang Asia lainnya yang melemah dua digit persentase. Hingga pukul 15:07 WIB, won Korea Selatan menjadi yang terburuk dengan pelemahan 0,44%, sementara peso Filipina menjadi satu-satunya mata uang Asia yang menguat sebesar 0,39%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia
Lonjakan kasus Covid-19 di India membuat sentimen pelaku pasar memburuk, dalam kondisi tersebut dolar AS tentunya yang diuntungkan sebab dianggap sebagai aset aman safe haven.
India kini menjadi hotspot baru penyebaran Covid-19, dan menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua di dunia. Mengutip Worldometers, India mencatat 402.110 kasus baru per Sabtu (1/5/2021). Ini merupakan rekor paling baru, dari rentetan rekor kasus lain di sepekan lebih ini.
Ahli pandemi sekaligus penasihat Covid-19 AS Anthony Fauci bahkan menyarankan India melakukan lockdown.
"India harus mengunci diri selama beberapa minggu untuk menahan lonjakan kasus Covid yang menghancurkan saat ini," katanya sebagaimana dilaporkan AFP, Minggu (2/5/2021).
HALAMAN SELANJUTNYA >>> PMI Indonesia Cetak Rekor, Tapi Daya Beli Masyarakat Masih Kendor
