'Tsunami' Corona di India Bikin Rupiah & Mata Uang Asia Gugur

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 May 2021 16:01
Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Pagi tadi, IHS Markit pagi ini melaporkan aktivitas manufaktur Indonesia yang tercermin dari purchasing managers' index (PMI) bulan April melesat menjadi 54,6 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah, melewati rekor sebelumnya 53,2 yang dicapai pada bulan Maret.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Angka di atas 50 menunjukkan dunia usaha tengah dalam fase ekspansi.

Itu artinya sektor manufaktur sudah berekspansi dalam 6 bulan beruntun, dan mencatat rekor dalam 2 bulan terakhir.

"Kunci dari perbaikan ini adalah pertumbuhan pemesanan baru (new orders) yang sangat pasar. Dunia usaha melakukan ekspansi yang signifikan, dan mencatat rekor tertinggi sejak survei dilakukan pada April 2011," sebut keterangan resmi IHS Markit, Senin (3/5/2021).

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi inflasi 0,13% pada April 2021 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sementara dibandingkan April 2020 (year-on-year/yoy), inflasi ada di 1,42%.

Realisasi ini tidak jauh dibandingkan perkiraan pasar. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi secara bulanan sebesar 0,165% dan tahunan 1,45%.


Sementara inflasi inti tercatat 1,18% yoy, terendah sejak BPS mulai mencatat inflasi inti pada 2004.

Inflasi inti menunjukkan kekuatan daya beli masyarakat. Ketika laju inflasi inti melambat, tandanya ada yang salah di daya beli, ada penurunan.

Data inflasi menggambarkan bahwa konsumsi masyarakat masih belum lesu.

Padahal konsumsi rumah tangga adalah kunci untuk menggeber pertumbuhan ekonomi karena konsumsi punya sumbangsih lebih dari 50% terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular