
Ritel 'Berdarah-darah', HERO Disuntik Induknya Rp 776 M

Jakarta, CNBC Indonesia - The Dairy Farm Company Limited, perusahaan pengendali PT Hero Supermarket Tbk (HERO), memberikan fasilitas pinjaman bergulir atau revolving loan senilai US$ 55 juta atau setara Rp 775,77 miliar dengan asumsi kurs Rp 14.105 per US$.
Berdasarkan informasi yang disampaikan manajemen HERO, nilai keseluruhan transaksi atas pinjaman tersebut mencapai 41,83% dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan audit konsolidasian perseroan yang berakhir pada 30 Desember 2020. Pinjaman ini diberikan tanpa jaminan.
Adapun, pertimbangan dilakukannya transaksi ini, HERO menghadapi tantangan yang signifikan akibat pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Pemberlakuan pembatasan sosial telah merubah kebiasaan berbelanja pelanggan. Seperti diketahui, dampak pandemi menyebabkan perseroan harus menutup beberapa gerai Giant di Tanah Air.
"Pandemi telah berdampak buruk bagi kinerja keuangan dan posisi keuangan Perseroan. Akibat dari lamanya dan luasnya dampak pandemi Covid-19 terhadap Perseroan masih belum pasti, Perseroan meyakini bahwa diperlukan tambahan fleksibilitas pembiayaan untuk mendukung kebutuhan modal kerja dan kas operasional jangka pendek," ungkap manajemen Hero Supermarket, Senin (3/5/2021).
Seperti diketahui, dampak pandemi menyebabkan perseroan harus menutup beberapa gerai Giant di wilayah Jakarta dan Depok.
Direktur HERO, Hadrianus Wahyu Trikusumo menjelaskan, penutupan beberapa toko tersebut merupakan proses transformasi bisnis perseroan untuk memastikan bahwa kami dapat bersaing secara efektif dalam bisnis ritel makanan di Indonesia.
Pasalnya, ritel makanan telah mengalami peningkatan persaingan dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, kinerja bisnis secara keseluruhan juga sangat terpengaruh oleh pandemi yang sedang berlangsung.
"Beragam pembatasan telah mempengaruhi operasional toko kami dan pelanggan telah mengubah perilaku belanja serta pola permintaan produk mereka," kata Hadrianus, dalam penjelasannya, Selasa (9/2/2021).
Sampai denganĀ 3 bulan pertama tahun ini, perseroan masih mencatatkan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,64 miliar, lebih rendah dari kerugian di triwulan I-2020 sebesar Rp 43,55 miliar.
Kerugian ini dapat ditekan mengingat perseroan berhasil menurunkan beban usaha menjadi Rp 514,89 miliar dari sebelumnya Rp 774,48 miliar.
Sedangkan, dari sisi pendapatan masih terkoreksi 32% menjadi Rp 1,76 triliun dari tahun sebelumnya Rp 2,60 triliun.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tutup Lagi 2 Gerai Giant, Ini Penjelasan Hero Supermarket