Bergerak Liar, Rupiah Sukses Menguat Tipis

Market - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 January 2023 15:16
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CBNC Indonesia - Nilai tukar rupiah bergerak liar melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (26/1/2023). Meski demikian, Mata Uang Garuda berhasil menguat pada penutupan perdagangan.

Sebelumnya rupiah sempat menguat ke Rp 14.900/US$, kemudian berbalik melemah ke 14.985/US$.

Pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi sentimen dari luar dan dalam negeri. Perang Rusia-Ukraina memasuki babak baru setelah Jerman mengizinkan pengiriman tank Leopard 2 ke Ukraina untuk membantu negeri itu menghalau serangan Rusia. Hal ini membuat sentimen pelaku pasar memburuk, yang membuat rupiah liar.

Amerika Serikat dikabarkan akan mengikuti langkah Jerman tersebut. Negara Paman Sama diberitakan akan mengirim 31 tank perang M1 Abrams untuk menghalau serangan Rusia.Presiden Rusia Vladimir Putin tentu saja mengkritik keras langkah kedua negara dan menyebutnya sebagai "provokasi terang-terangan".

"Tank-tank ini akan terbakar seperti lainnya. Yang membedakan mereka adalah harganya yang sangat mahal," tutur Putin, dikutip dari BBC.

Selain itu pelaku pasar juga menanti kepastian kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed) pekan depan. Pasar memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin, lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya 50 basis poin.

Pada pekan lalu, salah satu pejabat elit The Fed, Christopher Waller juga sudah menyatakan dukungannya terhadap kenaikan 25 basis poin.

Hal ini membuat indeks dolar AS terus tertekan. Pada perdagangan Rabu, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini merosot 0,27% dan masih turun 0,06% pagi ini ke 101,57 yang merupakan level terendah dalam 9 bulan terakhir.

Sementara itu dari dalam negeri, pemerintah tengah menyiapkan revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 tahun 2019 tentang devisa hasil ekspor (DHE). Rencananya, pemerintah akan menerapkan aturan agar eksportir harus menahan dolar hasil ekspornya di perbankan dalam negeri selama 3 bulan, dari semula 1 bulan.

Tidak tanggung-tanggung, pemerintah akan menyiapkan insentif yang menarik untuk mengganjar eksportir yang melakukan hal ini.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan aturan insentif ini masih akan dibahas oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan. Namun demikian, Airlangga menuturkan insentif ini akan dibuat semenarik mungkin agar dolar ekspor nantinya tidak berpindah ke Singapura.

"Kementerian Keuangan yang akan menyiapkan tentunya insentifnya nanti insentif itu sedang kita bahas apakah itu terkait dengan bunga, pendapatan bunga baik itu rupiah ataupun dolar terhadap DHE yang ada di Indonesia dan kita perlu buat agar ini bersaing dengan Singapura sehingga tidak terbang lagi ke Singapura," tegas Airlangga kepada media di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (26/1/2023).

Keputusan menahan dolar selama tiga bulan, menurut Airlangga, diambil melihat situasi sekarang ini, di mana banyak negara dunia yang menghadapi stagflasi, inflasi tinggi, pertumbuhan ekonomi rendah, bahkan negatif seperti AS. Di sisi lain, tingkat suku bunga acuan di negara maju masih terus meningkat.

"Bahaya bagi kita itu capital flight untuk mencegah capital flight kita harus punya dana yang cukup terutama membiayai ekspor dan impor," kata Airlangga, Kamis (26/1/2023).

Seperti diketahui, rencana revisi PP Nomer 1 tahun 2019 menjadi salah satu alasan rupiah mampu menguat tajam belakangan ini, sebab dipercaya bisa menambah pasokan valuta asing di dalam negeri.

CNBC INDONESIA RESEARCH 


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Sekalinya Menguat, Rupiah Libas 3 Dolar Sekaligus


(pap/pap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading