
Cekidot! 10 Kabar Emiten, Laba Q1 GGRM Drop-Laba UNVR Anjlok

6. Berkat Emas, Laba 2020 BRMS Melesat 220% Jadi US$ 4,04 juta
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mencatat laba bersih melesat 220% sepanjang 2020 menjadi US$, 4,04 juta, dibandingkan laba 2019 senilai US$ 1,26 juta. Laba bersih ini ditopang oleh peningkatan pendapatan perusahaan, yang melesat 87% menjadi US$ 8,3 juta dibandingkan 2019 senilai US$ 4,46 juta.
Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata mengatakan sekitar 54% dari pendapatan perusahaan atau senilai US$ 4,48 juta berasal dari penjualan emas. Produksi emas dihasilkan oleh dua anak usaha BRMS PT Citra Palu Minerals di Poboya, Palu, Sulawesi. Sisanya merupakan pendapatan dari jasa penasihat pertambangan.
7. BEI Pertanyakan Rencana Penerbitan Obligasi ABMM di Singapura
Bursa Efek Indonesia (BEI) menaruh perhatian pada rencana penerbitan surat utang global PT ABM Investama Tbk (ABMM) senilai US$ 400 juta atau setara dengan Rp 5,8 triliun (asumsi kurs Rp 14.500/US$). Otoritas bursa melayangkan pertanyaan ke manajemen terkait hal tersebut.
Terkait alasan penerbitan obligasi ini, manajemen ABMM menyebutkan perusahaan memilih untuk menerbitkan obligasi ini di Singapore Exchange Limited (SGX-ST) lantaran surat utang ini akna ditawarkan kepada investor global sesuai dengan ketentuan Rule 144A dan Regulation S.
"Sehubungan dengan Surat Utang yang direncanakan untuk ditawarkan secara internasional kepada investor-investor asing sesuai dengan ketentuan Rule 144A dan Regulation S dan tidak untuk ditawarkan kepada investor dalam wilayah Republik Indonesia atau kepada pihak Indonesia dimanapun, maka Perseroan memilih untuk mencatatkan Surat Utang pada SGX- ST," tulis manajemen perusahaan dalam keterbukaan informasinya, dikutip Jumat (30/4/2021).
8. Erick Ngotot Mitratel IPO, Coba Tengok Dulu Kinerjanya
Manajemen PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menyebutkan saat ini tengah mempersiapkan anak usaha PT Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel untuk memperkuat portofolio bisnis menara telekomunikasi TelkomGroup.
Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah mengatakan saat ini Mitratel menopang bisnis perusahaan pada segmen Wholesale & International Business. Pada segmen ini terjadi peningkatan pendapatan sebesar 27,3% YoY menjadi Rp 13,5 triliun.
"Pencapaian ini terutama didorong oleh peningkatan bisnis menara telekomunikasi, voice wholesale, data center, dan inisiatif inorganik. Saat ini perseroan tengah mempersiapkan rencana unlocking value Mitratel demi meningkatkan valuasi dan memperkuat portofolio bisnis menara telekomunikasi TelkomGroup," kata Ririek dalam siaran persnya, dikutip Jumat (30/4/2021).
9. Modal Duit Rp 1,4 T, Emiten Sandi Uno Siap Caplok Fintech!
Emiten investasi milik pengusaha Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membuka peluang untuk mengakuisisi perusahaan financial technology (fintech).
Pasalnya, saat ini perseroan baru bekerjasama dengan perusahaan rintisan (startup) Julo dan berinvestasi di sektor fintech melalui perusahaan modal ventura PT Provident Capital Indonesia dan Skystar Capital.
"Saat ini, perseroan sudah memiliki investasi melalui Julo yang merupakan peer to peer lending platform. Memang saat ini eksposur te sektor teknologi masih melalui partner, ke depan kami yakinkan berusaha cari perusahaan yang membeli nilai tambah. Saratoga akan investasi lebih besar directly," kata Direktur Saratoga, Devin Wirawan, dalam paparan publik baru-baru ini, dikutip Jumat (30/4/2021).
10. Laba Unilever Drop Jadi Rp 1,7 T di Q1, Ini Biang Keroknya!
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan laba bersih di akhir kuartal I-2021 lalu senilai Rp 1,69 triliun. Nilai ini turun sebesar 8,83% year on year (YoY) dari sebelumnya senilai Rp 1,86 triliun di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai laba bersih per saham perusahaan juga mengalami penurunan tipis menjadi Rp 45 dari Rp 49/saham.
Penurunan laba bersih ini terjadi karena pendapatan perusahaan juga turun tipis 7,80% YoY menjadi senilai Rp 10,28 triliun di akhir Maret lalu, dari sebelumnya pendapatan perusahaan di akhir Maret 2020 yang sebesar Rp 11,15 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
