
Saham JARR Terbang Terus Hingga Ekspansi BUAH dan KLIN

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,23% di 7.102,88 pada perdagangan Selasa (9/8/2022).
IHSG tetap kuat bertahan di atas level psikologis 7.100 dan genap mencatatkan apresiasi sepanjang 7 hari perdagangan beruntun.
Yuk simak kabar emiten, sebelum memulai perdagangan Rabu (10/8/2022):
1. Baru Masuk Bursa, Emiten Ini Jualan Buah-buahan Rp 1,4 T
Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan besar buah-buahan dan daging unggas beku, PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH) meyakini penjualan akan tumbuh lebih tinggi pada tahun ini.
Direktur Utama PT Segar Kumala Indonesia Tbk Renny Lauren mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan penjualan hingga 50% dibandingkan 2021 atau setara Rp 1,4 triliun.
Adapun tahun lalu penjualan perseroan sebesar Rp 1,02 triliun. Perseroan juga menargetkan bisa membagikan dividen pada tahun depan sebesar 60% dari laba bersih tahun ini.
"Sesuai prospektus, kami akan membagikan dividen 60% pada tahun depan dari keuntungan perusahaan," jelas Direktur Utama PT Segar Kumala Indonesia Tbk Renny Lauren kepada media, Selasa (9/8/2022).
Saham BUAH resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini dan pada awal pembukaan pukul 09:05 WIB melesat 21,13% menjadi Rp 470 dari harga IPO Rp 388 per saham. Saham BUAH konsisten bergerak di zona hijau hingga menyentuh level tertingginya di Rp 484 per unit.
Terkait harga saham, Renny bersyukur harga pembukaan bisa melesat, namun perseroan tidak menargetkan secara khusus terkait kenaikan harga saham dan menyerahkan seluruhnya ke mekanisme pasar.
BUAH menjadi emiten ke-41 yang listing sepanjang 2022 dan merupakan emiten ke-807 di BEI. Dalam IPO ini, Segar Kumala Indonesia melepas maksimal 20% sahamnya ke publik atau sebanyak-banyaknya 200 juta lembar saham, sehingga perseroan memperoleh dana Rp 77,6 miliar.
2. Masuk Bursa, Simak Target dan Rencana Ekspansi Klinko
Produsen alat kebersihan ramah lingkungan PT Klinko Karya Imaji Tbk (KLIN) menargetkan kenaikan pendapatan tahun ini sebesar 200% menjadi sebesar Rp 8,3 miliar. Salah satu pendorongnya berasal dari dana hasil IPO yang akan mendongkrak kinerja perseroan.
Direktur Klinko Karya Imaji Sisse Paloma mengatakan, dana dari hasil pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) akan digunakan untuk meningkatkan operasional perusahaan.
"(Target) Revenue (tahun ini) Rp 8,3 miliar. Ada kenaikan 200% dari tahun lalu. Dana dari IPO masuk, akan mendirikan pabrik dan pasang mesin di situ," ujarnya saat ditemui di gedung Energy Building, Selasa (9/8/2022).
Sisse menjabarkan, sekitar 40% dari dana IPO akan digunakan untuk kebutuhan pembangunan kantor pusat, area produksi, gudang bahan baku beserta fasilitas umum. Pembangunan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pengembangan kegiatan usaha.
Sekitar 38,75% akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal Perseroan yaitu penambahan fasilitas produksi berupa mesin- mesin produksi guna meningkatkan kualitas produk dan kapasitas produksi serta pembelian aset berupa mobil box, mobil operasional dan peralatan kantor.
Sementara, sekitar 21,25% akan digunakan sebagai keperluan modal kerja Perseroan dalam rangka pembelian bahan baku berupa benang dan persediaan berupa aksesoris untuk menunjang produk KLIN serta pembiayaan aktivitas pemasaran produk KLIN.
3. Lapor Pak Erick! Ekuitas Waskita Beton Sudah Positif Rp 2,5 T
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) berhasil mencatatkan nilai ekuitas positif sebesar Rp 2,5 triliun per Juni 2022. Capaian tersebut merupakan peningkatan signifikan setelah sebelumnya WSBP membukukan ekuitas negatif (defisiensi modal) Rp 2,9 triliun pada 31 Desember 2021.
Perbaikan ekuitas merupakan salah satu target prioritas dalam program pemulihan fundamental keuangan WSBP. Besaran ekuitas merupakan indikator kesehatan struktur permodalan sebuah perusahaan.
Sebagai perusahaan manufaktur dengan skema job order, ekuitas positif menjadi salah satu syarat bagi WSBP untuk mengikuti berbagai kegiatan tender proyek Pemerintah, BUMN, maupun Swasta.
"Dengan posisi ekuitas positif tersebut, maka WSBP dapat berpartisipasi dalam tender proyek dari pasar-pasar non Waskita Group," jelas Asep Mudzakir, Director of Finance & Risk Management dalam keterangan resmi, Selasa (9/8/2022).
Menurutnya, hal ini akan mendukung strategi WSBP dalam meningkatkan pangsa pasar. Peningkatan ekuitas WSBP adalah implikasi dari Putusan Homologasi (Perjanjian Perdamaian) yang sudah disahkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 28 Juni 2022.
4. Pembukuan INTA Disclaimer, Buntut Dicabutnya Izin IBFN
Laporan keuangan PT Intraco Penta Tbk (INTA) mendapat disclaimer atawa opini tidak memberikan pendapat dari akuntan publik. Disclaimer timbul akibat buruknya kinerja keuangan perusahaan alat berat tersebut.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Selasa (9/8/2022), INTA mengalami kerugian Rp 466,99 miliar per akhir tahun lalu. Pada saat yang bersamaan, INTA membukukan defisiensi modal Rp 1,69 triliun.
Belum berhenti sampai di situ, sejumlah utang INTA beserta anak usaha telah jatuh tempo. Kondisi ini menyebabkan ketidakpastian signifikan atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usaha.
Pandemi membuat perfoma INTA berantakan. Bahkan anak usaha INTA, yaitu PT INtan Baru Prana (IBFN) izin usahanya di bidang pembiayaan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 31 Januari 2022.
"Dampaknya, IBFN tidak lagi dapat melakukan kegiatan usahanya sebagai perusahaan pembiayaan sejak tanggal ditetapkan. Untuk menjaga kelangsungan usaha, maka IBFN harus mencari bidang usaha baru yang tidak berkaitan dengan sektor industri pembiayaan," jelas manajemen INTA dalam keterbukaan informasi.
Perseroan juga tengah melakukan restrukturisasi kepada kreditur IBFN. Restrukturisasi dilakukan dengan cara melakukan konversi utang emnajdi instrument keuangan lainnya yang bersifat ekuitas.
Selain itu, INTA juga berencana untuk menambah modal kepada IBFN dengan melakukan aksi korporasi penambahan modal dengan cara penerbitan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau Tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
5. Emiten Luhut Mau Keluar dari Bisnis Batu Bara
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) berencana keluar dari bisnis batu bara dalam lima tahun ke depan. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Direktur Utama TOBA Pandu Sjahrir.
"TOBA dalam lima tahun ke depan akan keluar dari bisnis batu bara dan Insya Allah fokus hanya pada renewable sama transisi," jelas Pandu di Instagramnya.
Menurutnya ke depan, greentech akan jadi kesempatan besar dalam 10 tahun ke depan. Ini sejalan dengan komitmen PT TBS Energi Utama Tbk yang dalam lima tahun ke depan berencana akan keluar dari industri batu bara dan berfokus pada transisi energi dan energi terbarukan.
"Saya juga yakin pada 2030 nanti, transportasi di Jakarta akan berubah menjadi elektrik," ungkap Pandu.
Menurutnya ke depan greentech menjanjikan berbagai kemungkinan, dari waste management hingga sisi deteksi identifikasi kualitas udara, yang coba dilakukan banyak orang di seluruh dunia. Bahkan juga soal engineering construction untuk renewable dan hal-hal ini sangat membuat Pandu tertarik.
"Banyak sekali kesempatan dan juga ini akan menjadi tren yang tidak bisa dihentikan," jelas Pandu.
Pandu juga memprediksi pada 2030 di Jakarta kendaraan sudah elektrik semua. Pada 2030 juga, Pandu berencana mengubah semua motor di ekosistem GoJek dengan yang elektrik.
6. Digugat Rp 11 T, Blue Bird: Isu Lama, Lebih Baik Fokus Kerja
Blue Bird Group tengah digugat Rp 11 triliun lebih dari sejumlah pihak. Menanggapi hal itu, Sigit Djokosoetono, Direktur Utama Blue Bird mengatakan, ini bukan cerita baru.
Alih-alih fokus pada gugatan tersebut, emiten berkode saham BIRD ini justru akan lebih fokus pada fundamental perusahaan. "Hal ini bukan cerita baru, namun kami akan melakukan antisipasi dengan fokus pada fundamental apalagi perseroan tidak bisa mengontrol informasi di luar," jelas Sigit dalam konferensi pers, Selasa (9/8/2022).
Dia menegaskan akan lebih fokus pada performa harian dan juga GCG sesuai dengan aturan yang ada. Apalagi, menurut Sigit segala hal yang berhubungan dengan perseroan tercatat secara resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bisa juga diakses publik.
"Kami tentu akan menjalankan perseroan dengan mengikuti aturan yang ada, sebab kalau ada yang salah surat OJK langsung datang dan ini membuat arah BIRD sesuai yang dijanjikan," pungkas Sigit.
Untuk diketahui, Elliana Wibowo yang menggugat Blue Bird merupakan anak dari Alm. Surjo Wibowo, salah satu sosok penting dari perusahaan penyedia layanan taksi tersebut. Selain itu dia juga merupakan saudara kandung dari Komisaris BIRD Gunawan Surjo Wibowo.
Dalam dokumen resmi perusahaan disebutkan bahwa perusahaan didirikan pada tahun 1965 oleh Alm. Mutiara Fatimah Djokosoetono dan kedua anaknya yakni Alm. dr. Chandra Suharto dan Purnomo Prawiro yang merupakan pengendali BIRD dan kala IPO menjabat sebagai direktur utama perusahaan.
Keterlibatan ayah dari Elliana dimulai tahun 1970-an ketika Alm. Mutiara Fatimah Djokosoetono, CV Lestiani dan Alm. Surjo Wibowo bersama-sama dengan beberapa mitra bisnisnya mendirikan PT Sewindu Taxi (berganti nama menjadi PT Blue Bird Taxi - "BBT"). CV Lestiani sendiri adalah perusahaan yang didirikan oleh tiga anak Alm Ibu Mutiara, Alm. Chandra, Purnomo dan Mintarsih A. Latief.