Saham JARR Terbang Terus Hingga Ekspansi BUAH dan KLIN

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
10 August 2022 07:35
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

7. Tak Ada Lagi Divestasi Aset, Laba Bersih PTPP Hanya Naik 1%

PT PP Tbk (PTPP) membukukan laba bersih Rp 86,96 miliar semester pertama tahun ini. Angka tersebut naik tipis, sekitar 1,07% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 86,04 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, PTPP sejatinya membukukan kenaikan pendapatan hingga 39,74% secara tahunan menjadi Rp 9,02 triliun dari sebelumnya Rp 6,46 triliun.

Kenaikan beban pokok masih terlihat proporsional. Kenaikannya 36,87% secara tahunan menjadi Rp 7,79 triliun.

Alhasil, PTPP masih mampu membukukan laba kotor Rp 1,23 triliun. Angka ini lompat 53,76% dibanding semester I-2021, Rp 798,28 miliar.

Yang perlu dicatat, PTPP tak lagi membukukan laba atas divestasi entitas asosiasi pada semester pertama tahun ini. Sedang pada periode yang sama tahun lalu, pos keuangan ini tercatat Rp 199,14 miliar.

Pada saat yang bersamaan, laba atas ventura bersama PTPP turun 41,82% secara tahunan menjadi Rp 136,47 miliar. Beban keuangan PTPP juga tercatat naik 25,325 secara tahunan menjadi Rp 594,45 miliar.

Kondisi itu tak mampu dikompensasi oleh bagian laba entitas asosiasi yang nilainya memang hanya Rp 968,51 juta dari sebelumnya rugi Rp 2,62 miliar.

Ditambah dengan penurunan pendapatan lain menjadi Rp 69,99 miliar dari sebelumnya Rp 103,21 miliar, serta kenaikan beban pajak final jadi Rp 230 miliar dari sebelumnya Rp 224,78 miliar, PTPP alhasil hanya mampu membukukan kenaikan laba bersih 9,51% secara tahunan menjadi Rp 132,82 miliar.

Kondisi itu juga yang membuat laba tahun berjalan PTPP hanya naik 1,81% secara tahunan menjadi Rp 112,25 miliar, dan berimbas pada laba bersih yang juga hanya mengalami kenaikan tipis.

8. Gonjang-ganjing Saham Mayora (MYOR)

Harga saham emiten konsumen PT Mayora Indah Tbk (MYOR) ditutup stagnan di Rp 1.950/unit hari ini Selasa (9/8/2022).

Pergerakan harga saham MYOR cukup volatil hari ini. Saham dibuka di Rp 1.950/unit dan sempat menguat ke Rp 1.970/unit sebagai posisi tertinggi.

Namun, harga saham MYOR terbanting dan sempat mencicipi posisi terendahnya di Rp 1.925/unit sebelum akhirnya diangkat kembali ke posisi pembukaan.

Saham MYOR ditransaksikan sebanyak 1.411x dengan nilai perdagangan mencapai Rp 17,15 miliar dan nilai kapitalisasi pasar Rp 43,6 triliun.

Namun dalam sepekan terakhir harga saham MYOR terpantau naik hampir 6%.

Sebagai salah satu emiten di sektor konsumen, kinerja MYOR tertekan oleh kenaikan harga gandum dan CPO.

Untuk diketahui laba bersih MYOR tergerus lebih dari 60% secara tahunan pada kuartal I-2022 menjadi Rp 306 miliar dari sebelumnya Rp 823 miliar pada kuartal I-2022.

Namun seiring dengan tren penurunan harga CPO akibat kenaikan stok dan Ukraina yang dilaporkan sudah mulai mengekspor gandum dan memicu penurunan harga membuat pasar berekspektasi kalau MYOR akan tetap mampu menjaga marjin laba sehingga membuat harganya naik akhir-akhir ini.

9. PBRX Ingin Rights Issue, Efek Dilusinya 76,85%

Emiten tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX) akan menggelar penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD). Jumlah saham yang diterbitkan rencananya paling banyak 21,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 25 per saham.

Berdasarkan prospektus, Selasa (9/8/2022), jumlah tersebut setara 331,87 % dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran sebagaimana yang akan diumumkan kemudian di dalam Prospektus PMHMETD dengan memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Sebelum dilakukannya PMHMETD tersebut, Perseroan akan meningkatkan modal dasar Perseroan dari sebesar Rp 647,5 miliar yang terbagi atas 25,9 saham yang masing-masing bernilai nominal Rp 25 menjadi sebesar Rp 875 yang terbagi atas 35 miliar saham yang masing-masing bernilai nominal Rp 25 dengan tetap memperhatikan ketentuan Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep- 179/BL/2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, sehubungan dengan hal tersebut akan dilakukan perubahan Pasal 4 ayat 1 Anggaran Dasar Perseroan.

"Pelaksanaan penambahan modal dilakukan melalui PMHMETD, pengajuan pelaksanaan pendaftaran penambahan modal tersebut dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS direncanakan diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 15 September 2022. Dengan demikian pelaksanaan PMHMETD sesuai ketentuan yang berlaku paling lambat 12 bulan setelah tanggal pelaksanaan RUPS, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku," seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Selasa (9/8/2022).

Dana right issue rencananya akan digunakan sebagai modal kerja untuk mendukung kinerja usai dikurangi biaya emisi. Dengan asumsi PMHMETD adalah sejumlah sebanyak-banyaknya 21,5 miliar saham, maka pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD akan terkena dilusi kepemilikan maksimum sebesar 76,85 %.

10. Kinerja Lagi Jeblok, Irwan Hidayat Justru Borong Saham SIDO

Direktur emiten konsumer farmasi herbal, Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO), Irwan Hidayat memborong 1,28 juta saham perusahaan yang dipimpinnya tersebut.

Berdasarkan dokumen yang terbit di keterbukaan informasi, Irwan yang sebelumnya tidak memiliki saham SIDO diketahui memesan 12.794 lot saham SIDO atau setara dengan 0,004% kepemilikan perusahaan.

Transaksi tersebut dilakukan pada 3 Agustus lalu dan dilaksanakan di harga Rp 780/saham. Artinya dana yang dikeluarkan oleh Irwan nyaris mencapai Rp 1 miliar.

Irwan menyebut bahwa transaksi tersebut dilakukan secara langsung dengan tujuan untuk menambah saham di perusahaan. Mengutip data RTI, sebelumnya terdapat dua petinggi perusahaan yang memiliki kepemilikan di SIDO yakni Johan Hidayat yang merupakan anggota komisaris dan Leonard yang merupakan direktur, masing-masing sebesar 0,006% dan 0,004%.

11. Diam-diam, Investor Ini Kembali Borong Saham Grup Bakrie

PT Biofuel Indo Sumatera (BIS) kembali menambah kepemilikan sahamnya di emiten Grup Bakrie. Terbaru, BIS diketahui mengakuisisi 1,98 miliar (5,38%) saham Bakrie Telecom (BTEL).

Pembelian tersebut terjadi pada tanggal 5 Agustus berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang mengungkap nama pemilik saham baru BTEL setelah ambang batas 5% kepemilikan terlewati.

Sebelum pembelian pada hari terakhir perdagangan kemarin, BIS tidak memiliki saham di BTEL yang harganya sudah mentok di level terendah perdagangan yakni Rp 50/saham. Menggunakan harga tersebut, BIS diperkirakan harus merogoh kocek nyaris Rp 100 miliar.

Tidak diketahui secara pasti, dari pemegang saham mana BIS mencaplok saham BTEL. Akan tetapi Credit Suisse AG Singapore diketahui memiliki kepemilikan yang nyaris serupa dengan besaran yang diakuisisi oleh BIS. Sebelumnya BIS juga sempat mengakuisisi saham emiten Grup Bakrie, bertepatan dengan keluarnya Credit Suisse AG Singapore sebagai pemegang saham.

Pembelian BIS sebelumnya yang dilakukan di Grup Bakrie adalah lewat entitas induk Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).

12. 4 Hari JARR Melantai, Haji Isam Tambah Tajir Rp 2,6 T

Harga saham PT Johnlin Agro Raya Tbk (JARR) kembali melesat 25% dan menyentuh Auto Reject Atas (ARA) di Rp 725/unit pada sesi I perdagangan Selasa (9/8/2022).

Hingga pembukaan perdagangan sesi kedua saham JARR terpantau masih menghijau kuat 18,97% ke harga Rp 690/unit

JARR merupakan emiten yang bergerak di bidang perkebunan dan pemrosesan kelapa sawit. Emiten yang satu ini menggelar aksi korporasi Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) pekan lalu.

Saham JARR resmi ditransaksikan di pasar sekunder pada 4 Agustu 2022. Dalam debutnya harga saham JARR melesat dan menyentuh ARA.

Setelah resmi listing, harga saham JARR mengalami ARA berjilid-jilid. Sejak IPO, saham JARR terpantau sudah 3 kali ARA.

JARR melakukan IPO dengan melepas 1,22 miliar saham baru atau setara dengan 15,29% dari modal ditempatkan dan disetor di harga Rp 300/unit.

Dari aksi korporasi berupa IPO tersebut, dana segar yang diperoleh perusahaan mencapai Rp 366,8 miliar. Valuasi JARR berdasarkan harga IPO berada di Rp 2,4 triliun.

Dengan apresiasi 4 kali beruntun. nilai kapitalisasi pasar JARR telah terbang 130%. Nilai kapitalisasi pasar JARR kini berada di Rp 5,5 triliun atau naik lebih dari 2 kali valuasi saat IPO.

Sebelum IPO, pemegang saham JARR adalah PT Eshan Agro Sentosa 99,91% dan PT Sinar Bintang Mulia 0,09%.

Setelah IPO, persentase kepemilkan PT Eshan Agro Sentosa dan PT Sinar Bintang Mulia mengalami dilusi sehingga masing-masing menjadi 84,64% dan 0,08%.

Asal tahu saja, PT Eshan Agro Sentosa sendiri adalah subholding dari PT Jhonlin Group yang berkantor pusat di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel). Jhonlin Group merupakan milik pengusaha Samsudin Andi Arsyad alias Haji Isam.

Dengan kinerja saham yang impresif dan mengalami ARA berjilid-jilid, nilai kekayaan Haji Isam secara kasar sudah naik sekitar Rp 2,64 triliun hanya dalam 4 hari. 

(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular