
Rame Nih! BKSL Jual Mal AEON Hingga Grab Resmi Borong EMTK

5.18 Emiten Tambah Modal, Total Nilai Capai Rp 11,4 T
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan terdapat sebanyak 18 perusahaan dalam pipeline bursa untuk melaksanakan penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue dengan potensi total dana yang dihimpun senilai Rp 11,37 triliun.
Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, 18 perusahaan tersebut telah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk melaksanakan rights issue. Sektor yang paling banyak melakukan aksi korporasi ini dari perbankan untuk memperkuat modal inti dan melakukan ekspansi bisnis.
"11 dari 18 perusahaan tercatat tersebut telah menginformasikan harga pelaksanaan rights issue dengan potensi total nilai fund raise sekitar Rp 11,37 triliun," kata Nyoman kepada awak media.
6. BKSL Jual AEON Sentul City ke Investor Jepang Rp 1,9 T
PT Sentul City Tbk (BKSL), pengelola Mall Aeon Sentul City, menjual aset perseroan kepada Aeon Jepang melalui PT Aeon Mall Indonesia dengan nilai akusisi senilai Rp 1,9 triliun.
Head of Corporate Communication Sentul City, David Rizar Nugroho mengatakan, proses akuisisi ini dilaksanakan pada Kamis (15/4/2021) di Kawasan Sentul City, Babakan Madang, Bogor.
Proses akuisisi Aeon Mall Sentul City tersebut ditanda tangani Presiden Direktur Sentul City Tjetje Muljanto, Direktur PT Sentul City Tbk Iwan Budiharsana dan Direktur Utama PT Aeon Mall Indonesia Daisuke Isobe.
"Investor asal Jepang yang menjadi pembelinya yaitu Aeon Mall, melalui PT Aeon Mall Indonesia," katanya saat dihubungi kepada CNBC Indonesia, Senin (19/4/2021).
7.Dikabarkan Mau Caplok BFIN, Bank Jago Buka Suara
Manajemen emiten bank digital, PT Bank Jago Tbk (ARTO) memberikan penjelasan perihal isu akuisisi perusahaan multifinance, PT Bank BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN).
Dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Indonesia, Corporate Secretary Bank Jago, Tjit Siat Fun, perseroan sampai dengan saat ini belum ada rencana melakukan aksi korporasi untuk melakukan akuisisi perusahaan.
"Sampai saat ini perseroan tidak mempunyai rencana untuk melakukan pengambilalihan PT BFI Finance Indonesia Tbk," kata Tjit Siat Fun, Senin (19/4/2021).
Perseroan, katanya, juga tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 31/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan Informasi atau Fakta Material Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik. Dia juga menambahkan, sampai dengan saat ini belum ada Informasi/ fakta/ kejadian penting lainnya yang bersifat material dan dapat mempengaruhi harga efek perseroan yang belum diungkapkan kepada publik.
8.Siapkan Rp 350 M, Ramayana Mau Buyback Jelang Lebaran
Peritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) saham hingga 2022 nanti.
Untuk itu perusahaan telah mempersiapkan dana sebanyak-banyaknya Rp 350 miliar untuk program tersebut, termasuk untuk biaya transaksi, komisi pedagang perantara efek, dan biaya lainnya.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah saham yang akan di-buyback kembali maksimasil 354.800.000 saham atau senilai 5% dari seluruh saham perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh.
Rencananya, aksi korporasi ini akan dilakukan usai mendapatkan persetujuan dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang telah digelar pada 14 April lalu. Program ini akan berakhir pada 14 Oktober 2022.
(hps/hps)[Gambas:Video CNBC]
