
Ekspor April Yahud! Harga CPO Bersiap Lanjut Reli Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki kontrak yang baru harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pengiriman Juli 2021 langsung melesat 3% seiring dengan prospek ekspor yang menjanjikan bulan April dan ekspansi ekonomi China.
Harga CPO berjangka yang ramai ditransaksikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange naik 2,87% ke RM 3.693/ton.
Beberapa perusahaan surveyor kargo sudah merilis data ekspornya kemarin. Ekspor minyak sawit diperkirakan tembus 585 ribu ton hingga pertengahan bulan April ini.
Dimulai dari Intertek Testing Service (ITS), ekspor minyak sawit Malaysia tercatat naik 15,4% (mom) pada periode 1-15 April dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya menjadi 585.280 ton.
Sementara itu menurut Societe Generale de Surveilance ekspor pada periode tersebut hanya naik 6,3% (mom). Namun secara angka tak terlalu jauh dengan rilis data ITS. Ekspor minyak sawit Malaysia tercatat sebesar 583.875 ton. Terakhir ada AmSpec Agri yang mengestimasi ekspor naik 13,1% (mom) menjadi 585.510 ton.
Minggu ini harga minyak mentah juga naik 6% lebih didukung oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih baik, apresiasi di pasar saham dan juga tren pelemahan dolar yang berlanjut.
Harga minyak mentah yang melesat turut mengerek naik harga minyak nabati sebagai salah satu produk substitusi bahan bakar fosil yang digunakan dalam pembuatan biodiesel.
Harga kontrak minyak kedelai dan minyak sawit yang aktif ditransaksikan di Bursa Komoditas Dalian juga naik masing-masing 1,5% dan 2,7%.
Kabar baik dari China semakin menambah sentimen positif untuk aset-aset berisiko seperti saham dan komoditas.
Hasil polling Reuters menunjukkan produk domestik bruto (PDB) China diprediksi melesat 19% (yoy) di kuartal I-2021. Pertumbuhan yang terbilang tinggi, tetapi juga karena low base effect, sebab pada kuartal I-2020 PDB China mengalami kontraksi (tumbuh negatif) sebesar 6,8%.
Tidak hanya di kuartal I, perekonomian China juga diprediksi akan semakin membaik sepanjang tahun ini.
Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) merilis World Economic Outlook edisi April merilis proyeksi terbaru pertumbuhan ekonomi. Dalam laporan tersebut, IMF memberikan proyeksi yang optimistis terhadap perekonomian global.
Dalam laporan tersebut, IMF merevisi pertumbuhan ekonomi global di tahun ini menjadi 6%, dibandingkan dengan proyeksi yang diberikan bulan Januari lalu yang sebesar 5,5%. Sementara itu PDB China diprediksi tumbuh 8,4% sepanjang tahun ini, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 8,1%.
China merupakan salah satu importir terbesar minyak nabati setelah India. Semakin ekspansifnya ekonomi China diharapkan mampu meningkatkan permintaan ekspor minyak sawit dari Indonesia maupun Malaysia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hore! Harga CPO Sudah di Atas RM 3.300/ton, Siap ke RM 3.500?