Antisipasi Ekspor RI Lebih Baik dari Malaysia, CPO Melesat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) melesat hari ini, Kamis (15/4/2021) karena mengantisipasi ekspor yang lebih baik dan disertai dengan kenaikan harga minyak mentah.
Harga kontrak CPO yang kadaluwarsa pada 15 Juni 2021 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange menguat 1,85% ke level RM 3.799/ton pada 10.35 WIB. Jika apresiasi ini bertahan hingga akhir perdagangan, maka harga minyak sawit sah menguat tiga hari beruntun.
Kenaikan harga minyak nabati unggulan ekspor RI dan Malaysia ini menguat karena dipicu oleh beberapa faktor. Pertama adalah kenaikan harga minyak mentah di pasar. Harga si emas hitam melesat 5% kemarin menyusul ada revisi naik perkiraan permintaan global yang dibarengi dengan penurunan stok di AS yang tajam.
Melesatnya harga minyak mentah menjadi sentimen positif harga minyak nabati karena merupakan salah satu produk substitusi yang banyak digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Naiknya harga minyak mentah cenderung membuat penggunaan biodiesel dari sawit semakin kompetitif di pasar.
Mengutip Reuters, produsen biodiesel ndonesia diperkirakan dapat mengekspor satu juta kilo liter (KL) biodiesel tahun ini. Hal tersebut diungkapkan oleh Paulus Tjakrawan, wakil presiden Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia pada hari Rabu dalam pameran perdagangan industri Jerman, Hannover Messe.
Harga minyak nabati jenis lain juga ikut terkerek. Harga minyak kedelai dan sawit berjangka yang ramai ditransaksikan di bursa Dalian mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,3% dan 1,4%.
Pelaku pasar kini menanti rilis data ekspor untuk periode 1-15 April hari ini. Pasar memperkirakan ekspor pada periode tersebut bakal naik 13% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya.
Walaupun ada prospek kenaikan stok tetapi dengan kurangnya tenaga kerja di sektor perkebunan sawit Malaysia dan tingginya permintaan berpeluang membuat harga tetap tinggi.
Mengutip Reuters, MIDF Research mengatakan harga CPO kemungkinan akan bertahan di level RM 3.000 pada semester pertama tahun ini karena antisipasi ketatnya pasokan serta harga yang menarik dibandingkan dengan minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai.
Namun, perusahaan riset memperkirakan harga CPO akan turun di semester II karena tingkat produksi yang lebih baik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Joss! Harga CPO Melesat 2%, Nyaris ke RM 3.749/ton
(twg/twg)