Banyak Sentimen Negatif Harga CPO Malah Menguat, Kenapa nih?

Market - Tirta Citradi, CNBC Indonesia
23 December 2020 15:15
Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketika harga minyak mentah ambles lebih dari 1% hari ini dan pajak ekspor Malaysia dinaikkan, harga minyak sawit mentah (CPO) seolah tak peduli dan justru mengalami penguatan.

Harga minyak terkoreksi akibat kecemasan akan munculnya varian virus Corona yang baru dan disebut lebih menular di Inggris. Tidak hanya di Inggris varian baru yang dinamai oleh konsorsium genomik Inggris itu sebagai B.1.1.7 itu juga ditemukan di negara lain seperti Balanda, Australia hingga Islandia.

Lonjakan kasus harian Covid-19 yang signifikan di Inggris dikhawatirkan akan merebak ke negara lain dan memicu lockdown yang masif serta ketat seperti Maret lalu. Di sisi lain Trump juga mengancam tidak akan menandatangani undang-undang stimulus fiskal jilid II yang di-goal-kan kongres. Trump meminta nominal stimulus ditambah.

Harga minyak dan CPO cenderung bergerak beriringan lantaran minyak nabati juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel yang merupakan bahan bakar substitusi BBM.

Sentimen negatif lain juga datang dari Negeri Jiran. Reuters melaporkan Malaysia menaikkan tarif ekspor CPO Januari 2021 menjadi 8% dari 6,5% di bulan Desember ini.

Harga CPO memang sempat terkoreksi. Namun penurunannya cenderung tipis. Harga sempat melemah 2 ringgit atau 0,1% ke RM 3.409/ton. Namun pada 11.30 WIB harga kontrak futures CPO yang aktif ditransaksikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange menguat 0,2% ke RM 3.420/ton.

Sampai saat ini pelaku pasar masih melihat bahwa prospek output akhir tahun yang rendah serta ekspor yang membaik jadi buffer bagi harga CPO yang banyak diterpa sentimen negatif dari sisi eksternal maupun internal.

Survei yang dilakukan oleh Intertek Testing Services menunjukkan bahwa ekspor minyak sawit Negeri Jiran pada periode 1-20 Desember naik 18,9% dibanding periode yang sama bulan lalu.

Pada periode tersebut ekspor minyak sawit dilaporkan mencapai 1,07 juta ton dari sebelumnya 898 ribu ton di bulan sebelumnya. Kenaikan pengiriman ke Uni Eropa (UE) dan India turut mendongkrak kinerja ekspor bulan Desember ini ketika permintaan impor China anjlok signifikan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Joss! Harga CPO Melesat 2%, Nyaris ke RM 3.749/ton


(twg/twg)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading